Seusai menemani Stanley mengelilingi rumahnya, Peter mengajaknya makan sore di ruang makan keluarga lantai tiga. Selain mereka berdua, ada Gerard yang sedang menggantikan Nara membersihkan dapur dan seorang pelayan wanita yang membantu menyiapkan makanan untuk keduanya.
Perjalanan mereka berkeliling rumah memakan waktu yang lebih lama melebihi perkiraannya. Oleh karena itu, Peter akhirnya memilih untuk menjamu Stanley dengan porsi makan yang banyak dibandingkan hanya memberinya minum sesuai rencana awalnya.
"Ini beneran, Pet? Gw jadi gak enak sama lu."
"Mm... Gak apa-apa. Dienakin aja. Sudah lama juga gw gak makan bareng... seorang teman," Peter tersenyum tipis.
Stanley membalas senyum, mengangguk sambil berterima kasih dan mulai menyantap hidangannya. Sementara itu, Peter makan sambil membuka ponsel dan membalas surat dari salah satu sahabat pena terdekatnya selain CrazyMonsta, JessicaRoket.
'Thanks buat rekomendasi anime SonoSuba-nya. Gw ngakak terus setiap episode, apalagi sama mayoritas adegan Aqua dan Darkness. Seru juga ya kalau bisa seperti Kazuma. Habis mati, terus pilih mau reinkarnasi atau pergi ke surga. Gw jadi teringat sama sahabat dekat gw yang sudah tiada. Kira-kira, dia naik ke surga atau reinkarnasi ke dunia fantasi ya?'
Peter juga menceritakan tentang kehilangannya terhadap Reza kepada JessicaRocket. Beberapa rekomendasi anime komedi darinya membuat dirinya sedikit terhibur. Apalagi, sekarang ada Stanley yang mulai sering menemaninya berbicara setiap hari.
Suasana hatinya terasa lebih tenang dibandingkan sebelum mengenal Stanley secara langsung di Central Park minggu lalu.
"Oke, terima kasih ya," ucap Stanley kepada pelayan wanita tersebut setelah dibawakan sepiring campuran berbagai macam buah.
Pelayan yang masih muda tersebut tampak tersipu malu, memberi hormat, dan beranjak pergi ke luar ruangan. Peter yang melihat situasi tersebut langsung berinisiatif menggoda Stanley.
"Emm... Gw lihat sudah sampe tiga orang asisten rumah gw yang malu-malu kucing kalau berpapasan sama lu. Lu pake pelet apa sih?"
"Pelet? Gak donk. Lagian, gw gak peduli juga sama mereka. Eh, tapi bukan karena pekerjaan mereka yang pelayan rumah ya," ucap Stanley sambil menyantap sekaligus beberapa potong pepaya.
"Oh? Mister Ganteng yang masih single ini yakin gak tertarik? Asisten rumah yang muda dan cantik ada beberapa lho, termasuk tadi. Kayaknya kalau lu flirting sedikit, mereka bisa langsung mau tuh dijadiin pacar. Atau kalau mau yang ganteng, kayaknya ada koki baru kita. Mau?"
"Hmm... Mending gw flirting ke majikannya aja, gimana? Dapat satu majikan kan sudah otomatis dapat semua pelayannya," Stanley kembali mengunyah sepotong pepaya sambil mendekatkan dirinya ke arah Peter. Ia menatap matanya dengan tajam.
Mendengar jawaban tersebut, Peter mengambil salah satu potongan buah semangka, mencengkeramnya kuat-kuat, kemudian memperlihatkan hasilnya yang hancur lebur kepada Stanley.
"Nih hasilnya kalau nyoba flirting ke majikan mereka," kata Peter memasang muka sok galak.