Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #93

Time Freeze - Bagian 25

Menjelang malam hari, tamu-tamu tampak berdatangan ke rumah Peter dan memenuhi lantai pertama.

Jumlah tamu yang hadir diperkirakan mencapai hampir seratus orang. Uniknya, hampir seluruh undangan tersebut adalah tamu dari pihak ayah Peter. Ini pertama kalinya sang ayah sengaja mengundang rekan bisnis dan jurnalis di acara ulang tahun anaknya. Sebelumnya, tidak pernah ada perayaan ulang tahun seperti ini selain makan di restoran hotel bintang lima.

Satria turun dari mobil yang disewanya dengan aplikasi DiaDrive bersama dengan Ellie dan Edwin . Kedua pria tersebut mengenakan kemeja lengan panjang berwarna terang serta celana bahan dan sepatu pantofel berwarna gelap.

Sementara itu, Ellie memilih mengenakan gaun terusan berwarna hijau muda dan sepatu berhak tinggi berwarna hitam. Model rambut ekor kudanya tetap dipertahankan. Ia juga mengenakan aksesoris kalung dan anting kecil berwarna perak.

Seorang pelayan yang berdiri di depan pintu masuk mengantarkan mereka bertiga ke dalam untuk mengisi buku tamu undangan dan memasukkan kartu nama ke dalam mangkok yang disediakan. Di sampingnya, terdapat meja yang dikhususkan untuk menaruh kado untuk Peter bagi mereka yang membawanya.

" Edwin, kamu beneran gak bawa kado apa-apa?" tanya Ellie sambil mengisi buku tamu.

"... Anggap aja aku datang ini sudah jadi kado," Edwin menjawab kakaknya dengan wajah sewot.

"Ya udah, kalau gitu gw cari pita untuk membungkus lu ya," ujar Satria pada Edwin .

Meskipun maksudnya hanya bercanda, Edwin tidak tampak terbawa suasana dan tetap memasang wajah agak sewot.

Beberapa hari sebelumnya, Ansel menelepon dirinya untuk pergi bersama ke acara ulang tahun Peter. Ia menolak karena masih mengalami konflik batin atas perbuatannya memutuskan tali persahabatannya.

Namun, pembicaraan tersebut sayangnya didengar oleh Ellie dan Evan. Secara terpisah, DailyTechno juga diundang untuk menghadiri acara ini. Satria mengajak Ellie - yang kemudian memaksa Edwin - untuk pergi sebagai perwakilan dari kantor mereka bekerja.

Setelah selesai mengisi buku tamu, ketiganya berjalan menyusuri ruang tamu yang telah selesai disulap menjadi semacam ballroom.

Ellie mengajak (dengan setengah memaksa) Edwin untuk menyusuri memoar dua puluh tahun perjalanan hidup Peter. Sementara itu, Satria menghampiri meja yang memajang mesin pembuat kopi instan.

"Hei, Satria! Apa kabar?" sapa seorang pria berambut gondrong belah tengah ala tahun 1980-an.

Pria tersebut tampak rapih dengan mengenakan setelan formal kebanyakan pria di pesta tersebut: kemeja lengan panjang putih berjas hitam, celana bahan berwarna hitam, dan pantofel hitam. Kancing manset yang dikenakannya cukup menonjol karena memiliki motif seperti berlian berwarna biru terang dan memantulkan cahaya.

"Lho, Harry. Kabar baik. Lu juga diundang ke acara ini?" Satria langsung menyalami pria tersebut dan memeluknya sekejap.

Lihat selengkapnya