Setelah menyambut para tamu sekaligus mengumumkan kenaikan jabatannya dari Business Development Director menjadi Business and Product Development Director di Diamond, Pak Gavin menyerahkan jalannya acara kembali kepada Gerard.
"Baik, terima kasih untuk sambutannya, Pak Gavin. Selanjutnya, saya akan putar ucapan selamat ulang tahun dari Nyonya Laura Ariwibawa untuk Peter. Beliau berhalangan hadir, namun masih menyempatkan untuk merekam ucapannya."
Satria menoel Harry saat ucapan tersebut diputar.
"Eh, Har. Siapa tuh Laura Ariwibawa?"
"Lu gak tahu?" wajah Harry terkejut, "Dia mertuanya Pak Gavin, salah satu Angel Investor wanita paling kaya di Indonesia. Beliau bisa dibilang sebagai kepala utama keluarga Ariwibawa hingga saat ini."
Satria hanya mengangguk untuk mengiyakan karena ia memang tidak begitu mengikuti berita bisnis dan ekonomi.
Selesai pembacaan rekaman dari Laura, acara ulang tahun yang sangat formal tersebut dilanjutkan dengan pembacaan doa, menyanyikan lagu ulang tahun untuk Peter, pemutaran memoar perjalanan hidupnya selama dua puluh tahun, membuka dua hingga tiga kado terpilih, hingga pengundian hadiah doorprize menggunakan kartu nama yang dikumpulkan saat para tamu mengisi daftar hadir.
"Har, lu ngerasa ini lebih seperti corporate event dibandingkan acara ulang tahun gak sih?" komentar Satria saat Gerard mulai mengumumkan satu per satu tamu undangan yang memenangkan hadiah undian berupa wireless speaker, headset, dan voucher gratis untuk menggunakan seluruh layanan aplikasi Diamond senilai lima ratus ribu rupiah.
"Yah, orang itu benar-benar memanfaatkan momen apapun demi meningkatkan keuntungan dan reputasinya. Mana ada sih, orang tua yang pakai acara ultah anaknya untuk mengumumkan kenaikan jabatan dia. Pantas aja dia sampai mengundang jurnalis hari ini."
Wajah pria tersebut tampak dingin. Satria merasakan getaran kekesalan dari ucapan Harry barusan. Insting jurnalisnya menggerakkan hatinya untuk menggali pernyataan tersebut.
"Memang sih agak aneh. Seumur-umur gw jadi tech journalist, baru kali ini gw melihat ada petinggi tech company yang mengkomersialkan acara ultah anaknya seperti ini. Memangnya Pak Gavin orang yang seperti itu ya?"
"Yah, kurang lebih lah, Sat. Rumornya sih, dia akan mendapatkan sebagian harta warisan keluarga Ariwibawa saat anaknya sudah menginjak usia dua puluh tahun. Eh, tapi bukan gw yang bilang lho ya. Off the record, please, dari apapun yang akan lu tulis di artikel terkait acara ulang tahun ini."
Satria terkejut saat mendengar pernyataan tersebut.
Sejak dulu, Harry memang sering memiliki gosip menarik di seputar dunia bisnis dan hiburan karena pekerjaannya sebagai EO dan WO membuatnya sering terlibat secara personal dengan para kliennya. Ia bahkan bisa mengetahui skandal pernikahan kontrak artis dan pengusaha, ataupun rumor busuk mengenai korupsi di salah satu grup konglomerat terbesar di Indonesia.
"Warisan? Gw kira, dia sudah kaya dari sananya."
"Duh, Satria . Lu kurang menggali dia dengan dalam sih. Ariwibawa itu kan nama keluarga bawaan istrinya. Jadi, justru dia yang numpang rejeki sama keluarga dari pihak sang istri."
Harry memberikan penjelasan sepintas tentang kondisi Gavin di keluarga Aribawa berdasarkan rumor yang didengarnya.
Keluarga ini menganut sistem matriarki dengan Laura Ariwibawa sebagai poros utama. Istri Gavin, Olivia Ariwibawa, merupakan calon penerus utama. Namun, sang istri tidak mau menjadi penerus Laura dan pergi menetap di luar negeri.
Oleh karena itu, penerima warisan berikutnya adalah anak Gavin sekaligus cucu Laura, Anna Ariwibawa. Sayang, gadis tersebut juga menghilang dan tidak diketahui nasibnya hingga kini.
Sejak kejadian tersebut, Gavin sempat diberi ultimatum oleh Laura. Jika dia gagal membesarkan anaknya yang tersisa hingga umur dua puluh tahun, maka dia harus keluar dari keluarga ini.
Satria memang pernah mendengar bahwa Pak Gavin kehilangan putrinya saat berlibur ke Makasar sepuluh tahun yang lalu. Namun, dia tidak menyangka bahwa kehilangan tersebut punya dampak lain terhadap kehidupan pernikahannya.
"Wow, pantesan dia senang banget ya Peter akhirnya beranjak ke usia dua puluh tahun...," Satria menggosok dagunya sambil berusaha mencerna 'gosip' yang ia dengar tersebut, "Tapi, kok lu barusan seperti terlihat gak senang dengan dia secara personal? Apa dia pernah melakukan hal buruk lain?"
"... Yah, secara gak langsung, dia sudah melakukan banyak hal buruk kepada banyak orang...," pandangan Harry tampak menerawang jauh, "By the way, sori. Gw mau cari angin segar dulu ya. Nanti aja kita ngobrol-ngobrol lagi. Lu punya pacar udah manggil tuh."