Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #110

Shapeshifting - Bagian 05

[24 hari sebelum penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater]

Sore hari itu, Harry datang ke kantor Diamond yang terletak di gedung Menara Artha Rahaja bersama kedua rekannya untuk mempresentasikan konsep acara relaunching DiaShop. Mereka bertiga menjelaskan rangkaian acara, proposal final untuk budget acara, serta perkenalan dengan tim Marketing maupun tim Product dari DiaShop.

CEO dari Diamond, Bu Samantha Nasution, tampak ikut menghadiri presentasi tersebut untuk melihat konsep yang akan diajukan.

Wanita yang sudah menginjak usia empat puluh satu tahun tersebut hadir dengan mengenakan blouse berwarna biru muda. Aksesori seperti anting dan kalung berlian tidak pernah absen dikenakannya setiap bekerja. Rambutnya yang lebat dan dibuat bob keriting cukup menarik perhatian karena tidak banyak orang yang memiliki model rambut serupa.

Bagi Bu Samantha, acara relaunching produk DiaShop merupakan salah satu acara penting dalam kalender bisnis perusahaan. Oleh karena itu, ia ingin hadir untuk memastikan bahwa konsep acara sesuai dengan kehendaknya.

"Seperti yang sudah kami jelaskan tadi, bila rekan-rekan dari Diamond ada yang memiliki saran untuk tempat yang cocok di sekitar Jakarta Pusat atau Selatan, bisa langsung info ke saya atau lewat Pak Tommy. Ada pertanyaan lagi sebelum kita akhiri meeting ini?" tanya Harry sambil memperhatikan para peserta rapat.

Sebagian orang tampak sudah mulai menutup laptop atau bersiap-siap untuk beranjak. Tidak ada satupun peserta yang mengeluarkan suara hingga Harry memutuskan untuk menutup pertemuan rapat.

"Baik, jika tidak ada pertanyaan lagi, nanti rekan saya di sini akan mengirim email berisi Minutes of Meeting hasil presentasi hari ini. Semoga acara yang akan berlangsung tiga minggu lagi ini berjalan lancar. Selamat sore," Harry memberi salam sambil mulai membereskan laptopnya.

Para peserta meeting mulai pergi keluar dari ruangan satu per satu. Tommy tampak pura-pura mencatat sesuatu di buku agendanya agar ia keluar paling terakhir, namun Bu Samantha tetap bergeming di tempat duduknya.

"Harry, kamu bisa tunggu sebentar di sini? Ada yang mau saya diskusikan sebentar dengan kamu," pinta Bu Samantha sambil melipat tangannya. Nada suaranya terdengar tegas, seolah memancarkan kharismanya sebagai seorang CEO.

Harry mengiyakan permintaan Bu Samantha dan meminta kedua rekan kerjanya untuk turun lebih dulu ke lantai dasar dan menukar kembali kartu identitas di resepsionis.

Melihat kakaknya 'ditahan' oleh sang CEO, Tommy terlihat berdiri dengan sedikit terpaksa dan menawarkan diri untuk mengantarkan kedua rekan kerja Tommy. Ia menepuk sekali pundak Harry sambil mengucapkan terima kasih dan pamit.

'Duh... Gw harus jaga ekspresi nih....'

Harry menelan ludah dan lanjut membereskan laptopnya dengar perlahan sambil menunggu seluruh orang keluar dari ruangan.

Tidak lama kemudian, Bu Samantha langsung berdiri dan berjalan perlahan mendekati Harry begitu ruangan kosong. Blouse yang dikenakannya tampak sedikit ketat, sehingga lekuk tubuh wanita yang sudah memiliki suami tersebut sebenarnya terlihat cukup jelas.

Lihat selengkapnya