[19 hari sebelum penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater]
Pagi hari ini, Harry bergegas pergi menuju rumah orang tuanya.
Ia bangun sedikit telat sehingga terpaksa mengebut dengan motornya untuk mengejar waktu. Sang adik, Tommy, merupakan tipe orang yang ketat terhadap disiplin waktu. Terakhir kali dirinya terlambat lima menit di waktu yang dijanjikan, Tommy menceramahinya panjang lebar hingga menghabiskan waktu setengah jam.
Untungnya, Harry berhasil tiba lima menit sebelum waktu yang dijanjikan meskipun sempat nyaris menabrak kendaraan yang sedang melaju kencang di jalan. Rumah orang tuanya yang terlihat cukup sederhana tersebut terletak di daerah Jakarta Barat dan menghabiskan waktu dua puluh menit bila ditempuh dengan motor.
Saat menekan bel di pintu masuk, tidak lama kemudian seorang wanita muda membuka pintu dan mengejutkan Harry.
"Oh, Harry. Mau ketemu Tommy ya? Tunggu di ruang tamu ya, dia habis showering. Lagi pakai baju dulu~"
Wanita muda tersebut mempersilahkan Harry masuk dan mengantarnya ke ruang tamu.
Hal pertama yang Harry lihat darinya adalah baju piyama bermotif karakter kartun Kero Keropa yang tidak terkancing penuh. Wajahnya cukup manis dengan model poni sisir dan rambut panjang sebahu agak bergelombang. Tubuhnya lumayan jauh lebih kecil dari Tommy sehingga bisa saja orang lain menganggapnya sebagai anak SMP.
Bila dilihat sepintas, wanita ini sebenarnya cukup menggemaskan untuk ia rangkul.
"Chisa, lu sudah tahu kan gw mau datang ke sini. Setidaknya pakai baju yang benar donk," ucap Harry sambil menjatuhkan dirinya dengan pose duduk ke sofa di ruang tamu.
Ruangan tersebut terlihat sederhana. Selain tiga buah sofa berwarna hijau yang diletakkan mengelilingi meja kaca, hanya ada televisi berukuran 40 inchi, lemari kayu, kalender tahun 2021, dan lilin aromaterapi berwarna ungu.
Wanita bernama Chisa tersebut tertawa sambil menghidupkan lilin aromaterapi. Setelah dibakar, wangi bunga lavender mulai merebak ke seluruh ruangan yang tidak begitu luas tersebut.
"Yah kalau sama lu, gw literally percaya kok lu gak akan ngapa-ngapain gw. Udah move on kan dari gw? Udah berapa cewek yang lu dekatin sejak... berapa tahun yang lalu ya gw nolak lu? Hahaha!" tawa Chisa menggema keras di ruangan tersebut.
Chisa Oey merupakan pacar Tommy sejak lima bulan yang lalu. Ia sempat dekat dengan Harry beberapa tahun yang lalu karena pernah bekerja di bawahnya. Namun, Chisa menolak Harry karena merasa hubungan mereka lebih cocok sebagai 'kakak adik' saja.
Belakangan, ia berkenalan dengan Tommy saat terlibat suatu proyek bersama. Setelah mereka resmi berhubungan, Chisa baru mengetahui jika Harry adalah kakak dari Tommy. Untungnya, masa lalu hubungan Harry dan Chisa tidak menyebabkan keretakan hubungan persaudaraan di antara Harry dan adiknya.
Beberapa saat kemudian, Tommy masuk ke dalam ruang tamu dengan mengenakan kaos berwarna ungu dan celana santai selutut.
"Wah, Hubby aku sudah ganteng!" teriak Chisa berlari manja ke pelukan Tommy.
"Iya, Hon. Kamu ke kamar dulu gih buat mandi. Aku mau ngobrol sama si koko," balasnya dengan senyum sambil menyisir rambut sang kekasih dengan tangannya.
"Yes, Hubby. Bye~"
Chisa melambaikan tangan ke arah Tommy dan Harry, kemudian pergi keluar dari ruang tamu.
"Hei, Ko. Syukurlah lu datang pas. Jadi, kita ada waktu sebentar untuk menyusun rencana," ucap Tommy sambil duduk di sofa sebelah Harry, "Yuk, keluarin ponsel lu Ko. Kita cek ulang bareng."
Harry menurut adiknya dan segera membuka aplikasi Superpower di ponselnya.
"Oh, sip. Nih, kita coba review bareng lagi ya soal kekuatan super ini," kata Harry sambil membuka halaman Aturan Penggunaan.
Di halaman tersebut, terlihat bahwa kekuatan super yang dimiliki oleh Harry adalah Shapeshifting. Peraturannya terlihat sedikit kompleks karena dibagi menjadi tiga bagian.
Bagian pertama adalah peraturan umum penggunaan kekuatan super:
'1. You Can Only Use Your Superpower Three Times
2. You Can Cancel The Contract As Long As You Haven’t Use Your Superpower
3. Your Life Is The Price. You Have 15 Minutes To Live After Using Up All Your Superpower Usage'