40 menit setelah penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater...
Polisi dan petugas forensik tampak sibuk berlalu lalang di salah satu kamar Resor Rasa Ater.
Sesosok tubuh wanita berambut bob keriting yang berbalut baju mandi berwarna ungu tampak terlentang di atas ranjang dengan mata terbuka dan mulut menganga. Darah terlihat mengalir deras dari pelipis kanannya. Pecahan vas bunga terlihat berserakan agak jauh dari posisinya berada.
Tidak jauh dari kamar tersebut, polisi detektif tampak mewawancarai satu per satu karyawan Diamond untuk dimintai keterangan seputar korban maupun pelakunya. Wawancara dilakukan dengan meminjam salah satu ruangan meeting yang tersedia di resor.
"Jadi, saya konfirmasi dulu. Korban, Bu Samantha, merupakan CEO dari perusahaan tempat Anda bekerja. Tidak terlihat adanya perangai aneh dari korban maupun pelaku, Pak Gavin, sebelum terjadinya pembunuhan?" tanya sang polisi detektif.
"Iya, benar. Pak Gavin dan Bu Samantha masih terlihat biasa saja hingga tadi sore. Tidak terlihat ada masalah di antara keduanya," jawab salah satu karyawan, Tommy.
"Lalu, apakah pernah ada isu atau gosip tentang keduanya di kantor?"
"Gosip seperti...?"
"Ya, misalkan mereka menjalin hubungan terlarang."
Tommy tertawa kecil, namun kembali memasang wajah serius.
"Ah, maaf pak polisi. Tidak, tidak ada gosip seperti itu. Setahu saya, keduanya masih menjalin hubungan yang baik kok dengan pasangan masing-masing. Mungkin pak polisi terlalu banyak menonton film drama."
Polisi detektif tersebut langsung menyenderkan tubuh ke kursi sambil melipat tangan di depan dada.
"Jangan salah. Motif asmara itu sering menjadi latar belakang pembunuhan di kalangan pebisnis atau orang dengan posisi penting," jawab polisi detektif dengan muka sedikit sewot, "Baiklah, kalau begitu sudah cukup. Silahkan keluar ya."
Tommy mengucapkan terima kasih dan beranjak keluar dari ruangan. Di luar, ia berpapasan dengan Harry yang tampaknya menjadi orang berikutnya untuk diwawancarai.
Keduanya bertukar pandangan sambil tersenyum.
***