[8 hari sebelum penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater]
Sore hari tersebut, tim product DiaShop tampak sibuk bekerja di depan laptop masing-masing. Karen tampak berkonsentrasi memeriksa kesalahan teknis yang terjadi pada pemutakhiran salah satu fitur. Begitu berhasil menemukannya, ia bernafas lega dan bergegas melaporkannya kepada Ryan yang tampak mondar-mandir karena sibuk memantau persiapan relaunching minggu depan.
"Jadi, gw sudah melakukan beberapa kali testing. Source code-nya perlu gw update supaya gak nge-bug lagi ke depannya, sekalian biar gak keluar error juga kalau nanti kita perluas lagi fiturnya. Nanti gw minta approval lu ya buat update ke new version," jelas Karen sambil memperlihatkan monitor laptopnya kepada Ryan.
"Okeh. Buat yang ini, tolong langsung ke Pak Gavin ya. Bilang aja dari gw udah okeh. Ini gw baru beres meeting sama Tommy, sudah harus lanjut lagi meeting iterasi buat produk DiaSend. Duh, pala gw pusing nih," ucap Ryan yang tampak kelelahan sambil menggaruk kepalanya.
"Oh, lu gak break dulu aja? Minimal beli cemilan ke kafetaria di bawah. Terserah mau makan di sini atau tetap di bawah."
"Haha, thanks. Tapi, gw bukan kayak si Mike yang suka ambil break sih. Gw lebih suka beres dulu semua pekerjaan. Hati gw kurang tenang kalau masih ada sisa kerjaan," tukas Ryan sambil mengambil botol minum dari tasnya.
Karen tersenyum simpul.
Ia sebenarnya sedikit khawatir karena atasan barunya tersebut gemar lembur dan bekerja tanpa jeda. Namun, untungnya ia masih tergolong sebagai atasan yang cukup baik dan memperhatikan kesejahteraan bawahannya. Ia bisa paham mengapa Ryan dan Mike sama-sama menjadi sasaran Malik untuk didepak dari perusahaan ini.
Mantan direktur divisi Product tersebut memang tidak suka dengan manajer yang mengayomi bawahannya. Hal itu memperlemah pengaruh dirinya atas divisi Product. Apalagi, ia merupakan sekutu Gavin untuk merestrukturisasi divisi ini.
Namun, apa sebenarnya yang menjadi tujuannya?
"Ren, gw percaya lu bisa benerin sendiri. Jadi, gw serahkan sepenuhnya sama lu ya untuk urusan fitur. Tapi, gw all ears kok kalau lu ketemu masalah."
"Sip. Thanks Yan. Jadi ini gw langsung ke Pak Gavin ya," angguk Karen.
Seusai menyanggupinya, Karen kembali bekerja untuk membuat dokumen persetujuan terkait pemutakhiran versi aplikasi. Setelah selesai, dokumen tersebut ia cetak dan tandatangani.
'Oke. Sekarang saatnya pergi cari Pak Gavin.'