Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #130

Shapeshifting - Bagian 25

[3 jam sebelum penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater]

Menjelang sore hari, banyak tamu maupun panitia yang berpencar untuk menikmati kembali objek wisata di sekitar resor ataupun bersantai di sekitar kolam renang. Karen tampak duduk bersantai di tepi kolam renang, sedangkan Silas bermain air bersama Ryan dan beberapa orang panitia lain.

"Duh, gw lupa...," keluh Karen saat mengecek pesan di ponselnya.

"Tuh, kan! Pasti lu lupa siapin file yang tadi diminta Harry terkait aibnya Pak Gavin ya? Atau lu lupa kalau acara Christmas with Diamond dimajuin jadi minggu depan? Atau, lu lupa bawa baju renang, makanya gak mau ikutan nyebur ke kolam!" ejek Silas yang kebetulan berada di dekatnya.

"Hah? Ngaco, itu acara tetap di Desember, kali. Tapi, eh... Memang benar sih gw lupa bawa baju renang."

"Hah? Jadi ada banyak yang lu lupain? Lu masih ingat nama gw kan?"

"... Benny, kan?"

"... Lu serius?"

*SPLASHH!*

Mendadak, Karen mencipratkan air kolam renang ke Silas berkali-kali hingga membuatnya 'bersembunyi' di dalam air. Setelah Karen puas tertawa, Silas mulai menyembulkan kepalanya dari dalam air kolam.

"Gendut, gw masih ingat sama nama lu. Sifat pelupa gw gak separah itu. Ini gw cuma lupa buat minta WO (Wedding Organizer) gw untuk mengubah jadwal fitting gaun pengantin."

"Oh... Ya kirain aja. Tadi aja lu udah lupa nama MC acara kita. Padahal kan dia yang dulu sempat bantuin lu buat nyari si bos Mike. Kalau waktu itu si Satria gak cepat-cepat ke sana, mungkin si Big Bear udah kabur duluan."

Karen terdiam sejenak karena teringat kembali atas peristiwa menyedihkan tersebut.

Sepeninggal Mike, suasana kerja di tim yang ditinggalkannya cenderung kurang baik. Ryan memang berusaha untuk mengembalikan semangat mereka semua sebagai Product Manager yang baru, namun tidak semuanya dapat kembali bekerja dengan normal. Untunglah dia termasuk manajer yang cukup mengayomi anggota timnya dan memaklumi kondisi tersebut.

Karen sesungguhnya termasuk salah satu orang yang masih tengiang akan momen kematian mantan bosnya tersebut, apalagi dia yang terhubung langsung dengan ponsel Mike saat itu. Sayang, meskipun memiliki sifat pelupa, peristiwa itu tidak bisa dilupakannya dengan mudah.

"Hei, kok lu murung sih. Lupa sesuatu lagi?" tanya Silas sambil mencipratkan sedikit air ke arah Karen.

"Duh. Bukan gitu, Ndut," jawab Karen sambil menyeka cipratan air di mukanya, "Gw cuma... merasa sejak Mike dan Anggi meninggal, suasana di tim, atau tepatnya divisi, kita agak berubah."

"Eh, lu ingat kalau Anggi juga meninggal?"

"... Ya, ingat donk. Ini lu mau nguji batas kesabaran gw? Gw rendam tuh mainan Gundam yang lu bawa di kamar ke kolam ini."

"Duh, ampun," Silas mengatupkan kedua tangannya, "Tapi, iya sih. Mereka matinya berdekatan banget. Si Anggi yang lebih kasihan lagi. Katanya kan kondisi dia masih lumayan stabil, terus tiba-tiba mati begitu saja."

"Iyah. Gw jadi kepikiran. Lu masih ingat omongan si Mike waktu bikin plan mengungkap kebusukan si Big Bear? Anggi itu mata-matanya Big Bear juga, meskipun kondisinya terpaksa."

Silas tampak berpikir sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya.

Ia sempat bergurau bahwa dirinya lebih bisa diandalkan jika terkait ingatan dibandingkan dengan Karen. Hal tersebut membuatnya mendapat banjuran cipratan air.

"Aduduh. Iya, terus maksudnya kenapa dengan itu?" Silas mengangkat kedua tangannya, seolah memberi sinyal menyerah.

"Ini, gw mendadak kepikiran. Anggi mendadak meninggal gak jauh setelah acara Gala Dinner selesai berlangsung, tepat setelah Big Bear ditangkap. Kok, gw seperti merasa dia sengaja dibungkam ya. Apa mungkin-"

"Nak Karen, gak berenang?"

Lihat selengkapnya