[10 menit sebelum penangkapan Gavin Ariwibawa di Resor Rasa Ater]
Tawa Tommy menggema di kamar Bu Samantha. Butuh waktu satu menit hingga Harry menyadari kondisinya secara penuh.
"To... Tommy? Apa... Apa yang lu lakukan?"
"Gw gak ngelakuin apa-apa kok. Kan lu sendiri yang pakai kekuatan Shapeshifting."
Harry berpikir sejenak.
Apakah tadi dia salah memilih pertanyaan superlatif? Tidak, tidak mungkin. Dia ingat sekali bahwa pertanyaan yang tadi dipilih adalah 'orang paling favorit', bukan 'orang paling dibenci' seperti saat dulu ia menyamar menjadi Gavin untuk pergi ke rumah sakit Masilo.
Jika begitu, apa berarti orang paling favorit sang adik adalah musuh mereka sendiri, Gavin? Tapi, mengapa adiknya berbohong?
Mengapa dia menjadikan musuh mereka sebagai orang yang paling dia favoritkan sekaligus dikagumi?
Apakah... adiknya selama ini mengkhianati dirinya?
Tapi... Mengapa?
"Duh, maaf yah Ko. Sebenarnya, selama ini gw memang sudah berubah haluan. Gw bukan fans Jet Li lagi. Pak Gavin itu idola gw yang baru. Gw sangat kagum sama cara dia memimpin dan cara dia mengatasi masalah. Lagipula, lu dengar sendiri kan. Bukan dia yang menjebak papa kita, tapi Bu Samantha."
Harry tampak kebingungan.
Ia merasa sangsi apakah yang di hadapannya adalah adik yang selama ini ia kenal? Adik yang berjuang bersamanya untuk mencari kebenaran tentang kasus yang menimpa ayah mereka? Adik yang ia biarkan menjalin hubungan dengan orang yang dulu sangat disukainya?
"Tommy... Gw gak mengerti. Kenapa lu gak bilang dulu sama gw kalau Gavin adalah orang favorit lu sekarang? Dan kalau lu memang menaruh simpati kepadanya, kenapa lu gak bicarakan dulu sama gw? Kita kan bisa atur ulang lagi rencana-"
"Ssttt... Berisik ah Ko," Tommy mengangkat telapak tangannya ke hadapan Harry, "Lu tuh terlalu mengatur gw. Gw udah malas aja sama lu, Ko. By the way, thanks juga ya sudah ngerestuin gw jadian sama Chisa. Gw pasti akan menjaga dia dengan baik selama lu dipenjara."
Harry tampak kaget. Mengapa adiknya tega melakukan perbuatan sekeji ini? Saat dia berpikir keras karena masih terkejut, pintu kamar Bu Samantha tiba-tiba didobrak dari luar.
"Angkat tangan semua!" Dua orang polisi tiba-tiba masuk dan menodongkan pistol ke arah Harry dan Tommy.
"Pak polisi, tolong pak. Bapak ini mau kabur setelah tadi sempat kalap memukul bos saya," tunjuk Tommy ke arah Harry yang berwujud Gavin.
Polisi melihat kondisi ruangan sepintas dan segera menghampiri Harry, kemudian memborgolnya.
"Kenapa... Kenapa bisa ada polisi masuk?" tanya Harry yang tampak kebingungan.
"Kami mendapatkan laporan tentang keributan dan kekerasan yang terjadi di kamar ini. Untuk sekarang, Anda ikut kami ke markas untuk diperiksa. Tim lain akan menyusul untuk mengolah TKP dan mengumpulkan keterangan para saksi," jawab polisi tersebut sambil memaksa Harry dalam wujud Gavin untuk berjalan.
Harry tampak pasrah ditangkap dan diborgol oleh polisi. Ia sempat melihat ke arah adiknya yang memasang tampang datar, kemudian berjalan dengan keinginannya sendiri sambil menunduk.
Mengapa adiknya begitu tega melakukan hal ini kepadanya?
***
2 jam setelah penangkapan Gavin Ariwibawa(?) di Resor Rasa Ater...