Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #156

Teleportation - Bagian 20

Malam sebelum hari resepsi, Karen tampak tegang di kamar tidurnya. Pikirannya terbayang-bayang ke acara kebaktian di gereja besok siang serta resepsi pernikahannya pada malam hari.

Bagaimana jika ayahnya yang seharusnya dalam penerbangan menuju ke Jakarta malam ini mendadak mengalami kecelakaan di udara?

Bagaimana jika para tamu tidak suka dengan makanan yang mereka hidangkan?

Bagaimana jika pendeta datang terlambat dan kebaktian menjadi mundur?

Bagaimana jika ada yang tiba-tiba menyatakan tidak setuju dengan pernikahannya dengan Riki saat kebaktian? Bahkan lebih buruknya, sang bunda yang mendadak menyatakan ketidaksetujuannya?

Ia merasa tidak dapat terlelap. Apakah sebaiknya ia tidak perlu tidur saja? Ia harus bangun jam tiga subuh keesokan paginya untuk bersiap-siap didandani, sedangkan saat ini jam di ponselnya masih menunjukkan pukul sepuluh malam.

'Duh, gw turun ke bawah sebentar deh. Mungkin bisa tidur kalau minum susu panas....'

Sebentar kemudian, Karen beranjak bangun dari kasurnya. Dengan rambut kusut dan baju tidur pink yang kancing bawahnya terbuka, ia menyeret tubuhnya keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.

Saat hendak menuju ke dapur, ia mendapati sang ibu sedang menelepon ayahnya.

"... Tapi kamu udah kirim komisinya ke rekening Mamih, kan?"

"Udah, Yang. Cuman yah ini, Papih gak tahu kapan pesawatnya take off. Karen udah tidur?"

"Udah sih harusnya, tadi udah ke kamar. Kaalau gitu, Mamih mau cepet-cepet dulu urus buat nyetak-"

Mira berhenti berbicara saat menyadari Karen mendengarkan pembicaraan dirinya dan ayahnya.

"Mah? Papah masih belum berangkat?"

"Eh... Iya, ada delay karena cuaca lagi buruk. Tapi, tenang aja. Harusnya nanti sebelum subuh udah bisa ter-"

"Mah! Itu Papah kenapa mepet banget baru ke Jakarta tuh karena Mamah minta Papah ngurusin komisinya Papah buat Mamah dulu?"

Mira tampak terkejut, namun ia sepertinya berusaha untuk memasang senyum.

"Aduh, kok kamu mikirnya gitu sih. Udah, Ren. Kamu tidur aja yang tenang. Nanti juga Papih sampe kok."

Karen tampak sangat sewot, kemudian membalikkan badannya.

"... Kalau sampai ancur, semua salah Mamah...," ia perlahan berjalan untuk kembali ke kamar sambil mengepalkan kedua tangannya.

Sementara itu, Mira masih di dapur memegang ponselnya yang masih terhubung dengan Frans. Wajahnya tampak sangat sedih.

***

Tanggal 30 Oktober 2021 merupakan hari yang akan menjadi salah satu momen terbesar bagi pasangan Karen dan Riki . Hari ini, keduanya akan mengikat janji suci perkawinan sehidup semati.

Pada pagi hari, kedua mempelai didandani di rumah masing-masing dan berangkat terpisah menuju Gereja Kristen Jakarta yang terletak di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat. Bila lancar, rangkaian acara mereka akan dimulai dengan kebaktian perkawinan di gereja tersebut pada pukul sepuluh pagi, dilanjutkan dengan istirahat siang sambil ramah tamah keluarga dekat, dan berakhir di resepsi pernikahan siang menjelang sore hari di hotel Pan Pacific Jakarta.

Karen telah tiba lebih dahulu di gereja dibandingkan keluarganya untuk persiapan menggunakan gaun pengantin dan tata rias terakhir. Ia mengenakan lensa kontak berwarna netral, sehingga tidak perlu menggunakan kacamata yang dapat menghalangi penampilan wajahnya.

Beberapa orang tampak membantunya untuk memakai gaun putih sangat panjang sesuai permintaan dari orang tua mempelai pria. Sementara itu, seorang fotografer mengabadikan momen tersebut dan meminta Karen melakukan beberapa pose untuk dokumentasi. Karen mencoba bergaya sesuka hatinya, namun raut mukanya tidak begitu terlihat bersemangat.

Selesai melakukan seluruh persiapan, Karen meminta kepada seluruh pendamping dan petugas untuk berjaga di luar. Ia ingin menghabiskan waktu sendirian saja sambil menunggu kebaktian pernikahan dimulai.

'Duh... Gw takut... Rasanya ada sesuatu yang gw lupa...'

Karen berkali-kali berdiri, melihat ke arah cermin, kemudian duduk kembali dan memeriksa ponselnya. Tangannya sedikit bergetar dan wajahnya tampak tegang. Ia mencoba melihat beberapa pesan yang masuk ke ponselnya.

(Teman 1): "Congrats Ren! Semoga langgeng ya."

Lihat selengkapnya