Namaku Carlo, seekor anjing berjenis Siberian Husky berumur tujuh tahun. Aku tinggal bersama dengan manusia bernama Satria, adiknya Yudha, serta mama mereka. Makanan favoritku adalah kepingan snack daging merk Sir Canin dan aku paling benci dengan bau durian.
Hari Sabtu yang mendung ini, aku kembali bermain-main di taman Central Park bersama majikanku, Yudha, dan sahabatnya, Evan. Satria masih beristirahat dulu di rumah karena baru keluar dari rumah sakit. Katanya sih, dia sempat kena sakit... tipis? Tipas? Tepos?
Yah apapun namanya, semoga saja dia cepat sehat. Leher aku kangen digaruk nih, Sat.
"Carlo! Ambil!"
Yudha berteriak sambil melempar frisbee hijau dengan gambar wajah Captain Rover ke belakangku.
"WOOF! WOOF!"
Aku menggoyangkan ekor sambil berlari secepatnya untuk mengejar frisbee tersebut. Evan berinisiatif membelikanku frisbee baru ini saat menangkap basah aku menonton tips Captain Rover di rumah.
Sebal sih karena ketahuan, tapi untung aja dia baik. Boleh deh, aku anggap dia sebagai majikan favoritku juga. Beda tipis dengan Yudha.
"WOOF!"
Aku melompat dan berhasil menangkap frisbee dengan mulutku, kemudian segera berbalik.
"WOOF?"
Hmm, kok Yudha dan Evan gak ada di tempat mereka berdiri tadi ya?
Aku mencoba melihat ke sekitarku dan meningkatkan indra penciumanku ini. Untung saja bau keringat mereka yang mirip bau pete bawang itu sudah menempel erat di otak aku yang cerdas ini, jadi harusnya gampang ketemu.
"Oho! Subarashii (luar biasa)!"
Kaget! Seorang pria kurus berpakaian kasual tiba-tiba berteriak dalam bahasa yang aku gak mengerti.
Pria tersebut tiba-tiba berjalan mendekat dan langsung berjongkok. Rambutnya yang tebal berwarna coklat muda dan berbentuk seperti mangkok sup favoritnya sang Mama entah kenapa tidak terasa asing, jadi aku hanya diam dulu sambil berusaha menggali ingatanku.
"Hyung (kak), lu lagi ngapain?" seorang pemuda lain berwajah agak panik berlari mendekat, "Kru udah pada siap syuting. Tinggal lu doank yang kurang."
Si pria rambut mangkok berdecih pelan saat melihat si pemuda.
"Arvan, udah dibilang. Panggil gw Jin, Jin-san, atau Jin-kun, atau Jin Senpai. Gak usah pake sapaan korea-koreaan," jawabnya sambil kembali menoleh kembali ke arahku, "Lagian, gw baru ketemu sama anjing lucu ini. Dia cocok nih jadi highlight konten Live YuTub kita sekarang."
"Hah?" si pria mengernyit kencang, "Tapi live sekarang kan udah ditentuin sama pihak Sir Canin. Lu gak bisa-"
"Bisa," ucap si pria mangkok tiba-tiba sambil mengelus kepala aku, "Gw percaya sama kemampuan manajemen dan negosiasi lu, kouhai-san (junior)!"
Si pemuda tampak berpikir keras sambil melirik ke arahku berkali-kali, kemudian menyanggupinya. Mungkin dia terpesona dengan aura anjingku?
"Sankyu (Terima kasih)! Gw memang bisa andelin lu sebagai manajer gw haha!" seru si pria mangkok.
Hmm, aku makin merasa gak asing dengan elusan pria mangkok ini. Baunya juga terasa familiar. Kenapa ya?
Tapi yang paling penting, aku tadi mendengar teman pria ini menyebut nama Sir Canin. Apa dia mau ngasih aku makanan?
"WOOF?"
Aku pengen bertanya sih ke dia. Sayang gak ada Satria. Dia pasti bisa paham apa yang aku ingin ucapkan.
"Horo horo," si pria mangkok kembali melihat sekitarnya, "Majikan kamu gak ada? Kalau gitu caranya, gimana aku bisa minta ijin ke mereka ya untuk pake kamu jadi salah satu bintang konten aku yang ngesponsorin Sir Canin?"
Eh? Bintang... Sir Canin?
Wah, aku mau donk! Maksudnya, aku bisa dikasih banyak makanan Sir Canin kan?