Begitu melontarkan pertanyaan hubungan antara aplikasi Superpower dan Kasus Merah, wajah Stanley langsung menegang. Tampaknya, insting Ellie memang benar. Ada informasi lain yang pria berambut jabrik tersebut ketahui terkait aplikasi yang dapat memberikan kekuatan super tersebut.
"Hmm, maksud Ci Ellie, gimana yah?" tanya balik Stanley dengan wajah sedikit tegang.
"Stan, Cici langsung aja ya to the point. Cici dapat informasi kalau orang yang meninggal di Kasus Merah, di ponselnya sempat ditemukan notifikasi dari aplikasi Superpower."
Ellie sengaja tidak memberitahu bahwa sumber informasi tersebut sebenarnya adalah dirinya sendiri.
Ia khawatir bila peringatan yang diberikan wanita yang menangkap basah dirinya saat menemukan tubuh Mira benar-benar akan terjadi. Bagaimana seandainya wanita tersebut punya kekuatan super yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kejadian seperti korban Kasus Merah?
"Oh, itu...."
"Wajah kamu bilang kalau kayaknya kamu tahu sesuatu," Ellie melipat tangan di depan dada sambil tersenyum, "Gak apa-apa, Cici gak akan bilang siapa-siapa kok kalau Cici dapat infonya dari kamu."
Yah, kecuali Satria. Setidaknya, Ellie bisa mengeles untuk tidak menceritakan bahwa dirinya adalah saksi terbunuhnya seseorang akibat aplikasi Superpower.
"Ya, baiklah. Berhubung Ci Ellie juga sudah tahu, gak ada salahnya kalau kita berbagi informasi," jawab Stanley yang wajahnya tampak lebih rileks.
Pria tinggi tersebut menceritakan tentang kondisi Overflow, suatu kondisi yang dialami oleh para pengguna kekuatan super yang durasinya sudah habis digunakan. Ia juga menceritakan bahwa secara umum, kekuatan super memiliki durasi tiga kali pemakaian. Setiap orang yang berkesempatan mengikat kontrak dengan Korona diberi kesempatan untuk membatalkan kontrak, selama ia belum menggunakan kekuatannya sekalipun.
"Oh, jadi bisa cancel sekalipun udah kontrak? Kok, baik banget yah?" Ellie menopang dagu dengan telunjuknya.
"Iya, tapi risikonya tetap tinggi sih. Adik saya kan jadi korban dan... mungkin yang lainnya juga begitu. Tapi kalau hati-hati, mungkin kekuatan super tersebut memang bisa membantu."
"Jadi, secara teori, kekuatan super ini harusnya bisa membantu kehidupan kita sehari-hari ya kalau digunakan dengan tepat," Ellie berbicara sambil melihat ke arah ponselnya.
Pengingat waktunya sudah hampir menunjukkan angka nol. Ia bergegas memasukkan ponsel ke dalam saku celananya.
"Ya... Harusnya sih," Stanley melirik ke arah lain, "Saya... Kurang tahu sih, seperti apa kekuatan super lain dan apakah mereka bisa berguna dalam situasi sehari-hari, tapi-"
"Tapi, apa kamu tahu kalau Reza juga punya kekuatan super?" sela Ellie sambil membalikkan badan dan berjalan ke arah rebusan kuo tie.
"Eh?" Stanley tersentak sedikit.
Pandangan matanya seperti mencari-cari sesuatu. Setelah terlihat berpikir sejenak, ia kembali lanjut berbicara.
"Iya, dia punya kekuatan Psychokinesis sih Ci."
"Aha! Jadi berarti benar ya. Reza juga punya kekuatan. Berarti, dia harusnya meninggal karena durasi kekuatannya habis?"
Stanley tampak kembali diam memikirkan sesuatu, sedangkan Ellie meniriskan kuo tie dan mengambil tumisan sayur untuk mulai dihidangkan di atas beberapa piring.
"Iya, saya sebenarnya gak melihat langsung kejadiannya sih. Tapi, kalau dari yang saya tahu, sepertinya begitu," jawab Stanley sekedarnya.
"Dari yang kamu tahu... Berarti, ada orang lain yang lihat langsung? Termasuk kenapa Reza malah ditemukan tewas dengan tertusuk di perutnya?"
"Ah, iya... Kalau dari pemikiran saya sih, Gisela yang melakukannya... Tapi..."
Stanley terdiam. Dari raut mukanya, sepertinya ia merasa ada suatu informasi yang ia ketahui namun terasa janggal.
"Tapi kenapa Stan?"
"Uh, saya juga baru teringat sih. Kenapa Gisela harus menusuk perut Reza dan kabur ya? Itu kan bikin dia dicurigai polisi..."
Sementara Stanley tampak berpikir keras, Ellie telah selesai menyiapkan seluruh kuo tie dan sayuran, dibagi ke empat buah piring besar. Ia mencoba mengangkat seluruh piringnya sekaligus, namun hampir saja salah satunya terjatuh kalau Stanley tidak buru-buru memegang piring tersebut.
"Sini Ci, jangan dibawa sekaligus. Saya bantu bawa setengah ya," ucap Stanley sambil mengambil dua piring dari tangan Ellie.