Beberapa hari sebelumnya di Kafe Vodka & Gin, ruang makan privat Laras...
"Yah, karena kamu tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari sini," Laras tersenyum sinis.
Ellie membelalakkan matanya mendengar perkataan tersebut.
Ia bingung mengapa Laras dengan mudahnya menjelaskan fenomena kekuatan super kepadanya dan memberitahu rahasia kekuatan super miliknya, Akashic Trade. Namun, sepertinya wajar saja jika ia benar-benar akan mati di sini.
Apakah ia betul-betul akan dibunuh oleh Laras?
'Uh... Apa gw langsung kabur aja ya?'
Ellie mulai berkeringat dingin dan melirik ke arah pintu keluar.
Sedetik kemudian, Laras tiba-tiba menjetikkan jarinya dua kali. Gin yang dari tadi merebahkan dirinya di salah satu sudut ruangan mendadak bangun dan berlari mendekati Ellie.
"Eh? Tunggu! Tunggu!" Ellie melangkah mundur dengan panik, "Bu Laras ini maksudnya ap-"
"Meawwww~"
Gin tiba-tiba menghentikan larinya tepat di hadapan Ellie dan memandangnya. Ia berdiri dengan dua kaki dan memasang wajah memelas. Matanya tampak membulat dan pupilnya membesar.
"Ellie, Gin minta dielus," ucap Laras sambil duduk kembali di tempatnya semula.
"Eh?" Ellie melirik ke arah Gin.
"Meaw~"
Ia mulai merasa wajah kucing tersebut berubah semakin imut. Kepanikan Ellie perlahan mereda setelah melihat wajah memelas kucing Anggora hitam lucu tersebut. Akhirnya, iapun pasrah dan berjongkok untuk mengelus kepala Gin.
"Tunggu, tadi Bu Laras bercanda soal gak keluar hidup-hidup?"
"Hmph," Laras menahan tawa sambil tersenyum lebar, "Iya. Soalnya tadi di awal kamu masuk sini gak menangkap joke saya sih."
Ellie merasa kebingungan dengan candaan yang dimaksud, namun ia memutuskan untuk tidak memikirkannya lebih lanjut.
"Jadi, apa alasannya Bu Laras memberitahu semua informasi penting tadi?"
"Hmm, saya ingin agar kamu membantu pekerjaan saya. Invincibility kamu tampaknya akan berguna untuk beberapa pekerjaan tertentu."
Ellie diam sejenak.
Sejujurnya, ia tidak berencana untuk menggunakan kekuatan tersebut. Bahkan, ia ingin membatalkan kontraknya.
"Saya... boleh pikir-pikir dulu?"
"Silakan. Kalau kamu menolak, maka ingatan kamu tentang seluruh pembicaraan kita akan saya segel. Sekalipun kamu merekam atau menyampaikan informasi tadi ke orang lain, tetap tidak akan bisa."
"Oh," Ellie bergumam pelan.
Ia sekarang paham mengapa Laras begitu percaya diri untuk menjelaskan seluruh informasi penting tadi. Dengan Akashic Trade, ia dapat 'mengunci' dirinya untuk tidak dapat memberikan informasi tersebut kepada Satria atau orang lain.
"Lalu, Bu Laras, bagaimana dengan permintaan saya yang tadi? Tentang identitas Korona maupun pembunuh papanya Satria?"
"Itu... Tidak bisa."
"Eh? Maksudnya, kedua informasi tadi termasuk dalam pengecualian informasi yang tidak bisa diakses dengan Akashic Trade?"
"It's not like that," wajah Laras melemas dan ia langsung terdiam.
Entah mengapa, Ellie dapat merasa kalau wanita berkulit eksotis di hadapannya tampak... sedih?
"Bu Laras, apa Ibu sebenarnya sudah tahu informasi tersebut?"
Laras memejamkan mata sesaat sebelum menjawab.
"Maaf, saya tidak bisa bilang apapun lebih jauh tentang informasi tersebut. Saya hanya bisa bilang bahwa dengan tidak mengetahuinya, kamu dan Satria akan lebih terlindung. Mungkin."
'Hah? Terlindung? Maksudnya apa?'
Belum sempat Ellie mengungkapkan pikirannya, Laras langsung melanjutkan ucapannya.