Sesuai janji yang telah dibuat dua minggu sebelumnya, Tommy datang ke kantor polres Metro Jakarta Barat untuk menjenguk Harry.
Setelah mengisi lembar registrasi untuk tamu dan menunggu beberapa saat, Tommy diantar ke ruang khusus pengunjung tahanan oleh seorang polisi bertubuh tambun.
"Tunggu di sini ya. Tahanan sedang diantar oleh sipir ke sini," ucap polisi berwajah garang tersebut.
Tommy mengangguk dan berterima kasih kepada polisi tambun yang bergegas pergi tersebut.
Sambil duduk menunggu, ia melihat ke sekelilingnya. Ruangan pengunjung seperti ini tidak begitu asing untuk dirinya yang sudah pernah berkali-kali menjenguk sang ayah yang dipenjara akibat jebakan skandal penggelapan dana investor SHAPE.
Ruangan tersebut tidak begitu luas dan dijaga oleh polisi di dekat pintu keluarnya. Pencahayaan ruangan sedikit redup dan bau apek sempat terhendus oleh Tommy. Tampaknya, ruangan ini kurang begitu dibersihkan dengan baik.
Di hadapannya, terdapat kaca tebal tembus pandang untuk membatasi dirinya dengan tahanan yang dijenguk. Tidak ada sekat sama sekali untuk mencegah pengunjung memberikan benda kepada tahanan secara diam-diam. Telepon interkom tergantung di sisi kiri dan digunakan untuk berkomunikasi dengan tahanan di seberang.
*PING!*
Ponsel Tommy membunyikan notifikasi pesan WA dari Chisa. Pacarnya tersebut memberitahu bahwa ia akan mengisi waktu dengan berjalan-jalan dulu bersama teman-temannya di mal Central Park sambil menunggu Tommy.
Sambil tersenyum tipis, pria berambut pendek bergelombang tersebut membalas singkat sambil menitip jajanan ringan untuk langsung dimakan begitu ia tiba di Central Park.
*JEGLEG!*
Suara pintu dibuka dari sisi tahanan sedikit mengagetkan Tommy. Ia bergegas mengunci ponsel dan memasukkannya ke dalam saku begitu melihat Harry yang mengenakan pakaian tahanan berwarna abu-abu masuk diantar oleh seorang petugas.
"Batas waktunya sepuluh menit," ucap petugas tersebut sambil menyuruh Harry duduk di kursi.
Begitu petugas beranjak pergi, Tommy mengambil gagang telepon interkom diikuti Harry.
Wajahnya tampak lesu dan tubuhnya lebih kurus dibandingkan dengan yang terakhir diingat Tommy. Apakah ia tidak mendapat jatah makan yang cukup?
"... Hai Ko? Gimana kabar?"
"Ya, pastinya kurang baik ya. Lu bisa lihat kan badan gw jadi kurus begini."
"Gw tadi sudah titip makanan ke petugas untuk dikasih, ayam Mekdi rasa kimchi. Mereka ngeluarin rasa baru tuh. Nanti dimakan ya," pinta Tommy sambil memasang senyum sebisanya.
"Oke, thanks ya," jawab Harry dengan wajah datar.
Selama beberapa detik, mereka berdua tidak saling berbicara. Harry terlihat enggan untuk menatap dirinya sejak tadi sehingga Tommy mengetuk kaca pembatas.
"Ko, gw to the point aja ya. Apa gw melakukan sesuatu yang membuat lu marah sama gw?"
Harry memandang adiknya dan diam selama beberapa detik sebelum berbicara.
"... Oke, gw to the point juga," Harry mulai menatap adiknya, "Siapa yang menjebak kita punya bokap sampai masuk penjara?"