Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #183

Invincibility - Bagian 21

Minggu malam ini, Ellie pergi berjalan-jalan mengunjungi salah satu kawasan tempat makan di daerah Jakarta Barat.

Kawasan yang terletak tidak jauh dari mal Central Park tersebut cenderung sepi. Tidak begitu banyak orang yang berlalu lalang di jalan, namun sebagian tempat makannya terlihat cukup penuh dengan mahasiswa ataupun karyawan yang indekos di sekitar tempat tersebut.

Ellie mengajak Evan dan Yudha untuk menikmati martabak manis di salah satu restoran. Kebetulan, Yudha membawa Carlo untuk menemaninya berjalan-jalan juga karena Satria terpaksa lembur di kantor. Hari ini merupakan jatah jalan-jalan malam bagi anjing Husky lucu tersebut.

"WOOF!"

"Enak makannya? Anjing pintar."

Ellie mengusap kepala Carlo sambil menyuapinya kepingan snack daging Sir Canin. Sementara itu, Yudha dan Evan tampak asyik menikmati potongan martabak keju meleleh dan coklat Ovomeltin mereka. Evan sampai sengaja mengeluarkan efek suara 'nyes nyes' setiap mengunyah potongan martabak untuk menunjukkan betapa ia menikmati martabak tersebut.

Kafe martabak tersebut tampak sepi dari pengunjung. Hanya ada sedikit orang yang makan di tempat, termasuk kelompok Ellie. Beberapa orang tampak berlalu lalang mengantri ke kasir untuk sekedar memesan dan membawanya pulang.

"Mas, bungkus dua loyang yang Ovomeltin ya. Thank you~"

Ellie merasa mengenal suara yang baru saja memesan martabak Ovomeltin tersebut. Begitu ia menoleh, pemilik suara tersebut ternyata juga sedang melihat ke arah dirinya.

"Lho? Ellie?" Chisa langsung berteriak dan melambaikan tangannya.

Ellie membalas dengan lambaian tangan ala kadarnya sambil tersenyum tipis.

'Waduh, kenapa bisa tiba-tiba jumpa dengan Ci Chisa di sini?'

Ellie berusaha untuk berpaling kembali kepada Carlo, namun Chisa tiba-tiba sudah berdiri di dekatnya. Sepertinya ia menyerahkan urusan pemesanan martabak kepada seorang rekan pria yang terlihat datang bersamanya.

"Wah, kamu punya dogi?" Chisa merunduk sedikit, "Hei, lucu banget sih. Siapa namanya?"

"WOOF!"

Carlo menyalak ringan ke arah Chisa sambil menggoyangkan ekornya. Sementara itu, Yudha dan Evan tetap saling mengobrol sambil tampak melirik ke arah Carlo.

"Oh, namanya Carlo, Ci. Dia anjingnya atasan saya."

"Eh? Kamu kok bawa-bawa anjingnya bos kamu? Kamu di-bully El sampai jadi asisten pribadi dia?" dahi Chisa mengernyit.

"Bukan kok Ci. Aku sama atasan aku memang dekat. Ini juga saya lagi jalan-jalan sama adiknya," Ellie menengok ke arah Yudha.

"Wah, salam kenal ya. Aku Chisa, mantan seniornya Ellie dulu di kampus."

Chisa melambaikan tangan ke arah Yudha dan Evan. Yudha membalas lambaian tersebut ala kadarnya, sedangkan Evan hanya memasang senyum tipis sambil mengangguk.

"Ngomong-ngomong, Ci Chisa kok tumben di sini? Kerja?"

"Iyah, El. Tadi aku harus temenin TikTaker syuting konten brand yang aku pegang. Untung gantinya, besok Senin aku boleh masuk siang," Chisa menghela nafas panjang.

"Wah, semangat ya kalau gitu Ci. Untung sudah beres ya?" Ellie tersenyum seadanya.

Chisa menggelengkan kepalanya sambil melipat tangan di depan dadanya.

"Gak, masih sedikit lagi. Which is why aku sama teman aku beli martabak dulu buat tim," Chisa menunjuk ke arah rekan prianya yang sedang berdiri menunggu martabak selesai dibuat, "Oh ya, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Boleh?"

"Uh? Ngomong apa Ci?"

Chisa tiba-tiba mengatupkan kedua tangannya dan menunduk cukup dalam di hadapan Ellie.

"Aku mau minta maaf yah El, soal kejadian waktu kita kuliah bareng dulu. Maafin aku."

"Eh?" Ellie tampak kebingungan.

Ia menoleh sepintas ke sekitarnya. Yudha dan Evan juga tampak heran melihat perbuatan tersebut, namun orang lain tidak ada yang memperhatikan mereka.

"Beberapa waktu yang lalu, aku habis ngobrol sama pacar aku soal trauma. Aku sadar kalau aku dulu mungkin sudah bikin kamu trauma sama teman-teman kamu. Maaf ya. Maaf," Chisa terus memohon maaf sambil membungkuk.

Bingung dengan permintaan maaf Chisa yang tiba-tiba, Ellie meminta kepadanya untuk berdiri tegap.

"Eng... Iya. Gak apa-apa juga Ci. Itu udah masa lalu kan."

"Jadi, kamu maafin aku El?" mata Chisa tampak berbinar.

"Oh, itu santai aja kok Ci. Aku juga udah gak terlalu mikirin kok," Ellie memaksakan senyum.

"Okeh! Kalau gitu, kita jadi teman lagi ya El. Nice to meet you again here!"

Chisa menyodorkan tangannya untuk disalami oleh Ellie. Sempat ragu sejenak, Ellie menerima dan menjabat tangan mantan seniornya tersebut.

"Oh ya, kamu jadi datang gak nanti minggu depan El?"

"Christmas with Diamond? Iyah Ci, nanti aku datang bareng atasan aku juga."

Chisa tersenyum sambil mengangguk kencang.

"Good. Nanti aku luangin waktu buat touring bareng kamu ya. Sekalian aku penasaran, atasan kamu sebaik apa sampai bisa dekat sama kamu."

"Haha, boleh Ci," Ellie tersenyum tipis sambil menggaruk tepi dagunya.

"Kalau gitu, aku balik ke rekan aku ya. Kayaknya martabaknya sudah beres tuh," ucap Chisa sambil menunjuk ke arah rekannya yang sedang menerima plastik besar berisi martabak dari pramusaji.

"Iya, gak apa-apa Ci. Hati-hati di jalan," Ellie melambaikan tangannya.

Chisa pamit kepada kelompok Ellie dan bergegas menghampiri rekannya. Sejenak kemudian, mereka sudah melangkah keluar dari restoran dan menghilang dari pandangan.

'... Biarpun aku maafin, tapi kok rasanya masih ada yang mengganjal ya....'

Lihat selengkapnya