[4 Hari Menuju Acara Christmas With Diamond]
Beberapa jam kemudian, Satria dan Ellie segera melesat ke mal Pacific Place. Mereka berdua bergegas menemui Karen, wanita yang sisa masa tugasnya di Diamond tersebut tinggal menghitung hari.
"Duh, mal ini tinggi banget ya kalau dibandingkan dengan Central Park," celetuk Ellie sambil mendongak ke langit-langit ketika naik eskalator.
"Iya. Gw jarang banget ke sini kalau bukan karena kerjaan," Satria menoleh ke arah Ellie, "Betewe, lu udah yakin seratus persen ya badan lu sehat."
"Yakin donk, Pak," Ellie mengacungkan jempol sambil tersenyum, "Dan, gw janji gak akan ceroboh pakai Invincibility kalau gak terpaksa banget seperti tempo hari."
"Sip. Kalau lu sampai kenapa-kenapa, gw...," Satria memalingkan pandangan.
"Kenapa Pak?"
Satria menggaruk kepalanya sebentar sebelum menjawab.
"Yah, lu salah satu rekan kerja gw yang terbaik. Jadi gw bisa sedih banget kalau lu beneran pergi...," ucap Satria tanpa memandang bawahannya tersebut.
Ellie mengangguk sambil tersenyum.
Mereka berdua lanjut mengobrol singkat sepanjang perjalanan menuju tempat pertemuan dengan Karen.
***
Satria dan Ellie akhirnya tiba di salah satu restoran masakan Thailand. Restoran tersebut tidak begitu ramai dikunjungi meskipun hari sudah menjelang sore, namun Karen terlihat sudah duduk mengambil tempat di salah satu ujung restoran.
Karen sengaja memilih restoran tersebut agar mereka tidak perlu makan berdekatan dengan orang asing. Pembicaraan yang akan dilakukan dengan Satria termasuk sensitif sehingga ia khawatir ada orang yang akan menguping.
"Hai, Ren," sapa Satria yang bergegas menghampiri Karen disusul Ellie.
"Hai juga, Sat. Silakan duduk dulu," ucap Karen sambil menyalami Satria.
Satria dan Ellie segera mengambil posisi duduk bersebelahan. Karen meminta mereka untuk memesan makanan dulu sebelum masuk ke pembicaraan inti.
"Oh ya sebelumnya, kenallin dulu. Ini Ellie, rekan kerja gw di DailyTechno," Satria menunjuk Ellie dengan jempolnya.
Ellie dan Karen bersalaman sejenak sambil bertukar senyum.
"Kamu gimana keadaannya? Saya turut berduka ya waktu dengar mama kamu meninggal," ucap Ellie.
"Hush, itu kan masih baru. Jangan ditanya donk," Satria menyikut ringan Ellie.
"Haha, tidak apa-apa. Memang masih terasa agak berat, tapi saya sudah lebih oke kok. Thanks untuk pertanyaannya."
Karen tersenyum tipis.
Ia tampak mengetuk-ngetuk ringan meja tempat mereka duduk.
"Tolong sedikit maklumi bawahan gw ini ya. Orangnya memang sering gak peka," Satria memicingkan mata.
"Iya, ampun Pak," Ellie melirik sebentar ke Satria kemudian kembali memandang Karen, "Anyway, seperti yang Pak Satria sempat kasih tahu ke kamu lewat telepon sepintas tadi. Bisa tracking lokasi smartphone adik kita berdua?"
"Secara teori, bisa saja sih."
"Oh, ada tapinya ya?" celetuk Ellie.
"Ada, tapi saya lupa. Sebentar...," Karen menunduk sambil menutup matanya.
Satria dan Ellie sama-sama diam tak bersuara.
Mereka berusaha menahan sabar meskipun dalam kondisi yang masih cukup panik.