[1 Hari Menuju Acara Christmas With Diamond]
Suasana di Gedung Menara Artha Rahaja tampak ramai meskipun hari sudah menjelang tengah malam.
Tommy tampak sibuk mengawasi persiapan tim EO yang sedang menyusun panggung untuk acara Christmas with Diamond yang akan diadakan besok. Ia berlari-lari ke sana ke mari untuk membantu memasang dekorasi acara sekaligus mengecek progres pemasangan panggung.
"Mas Tommy, ini cadangan kursi VIP mau taruh di mana?" tanya salah satu anggota EO.
"Masukin aja ke ruang VIP 1," tunjuk Tommy ke salah satu pintu ruangan.
"Oh, gak kepenuhan Mas di sana? Tadi saya habis taruh perlengkapan panggung juga di sana. Ruang panitia udah terlalu penuh."
Tommy tampak berpikir sejenak.
Ada tiga ruangan VIP yang bisa ia gunakan sesuka hati. Ruangan VIP 1 merupakan ruang tunggu petinggi Diamond, VIP 2 merupakan ruangan khusus sponsor, dan VIP 3 merupakan ruangan khusus pengisi acara. Seluruh ruangan ini terhubung dengan ruang besar yang nantinya merupakan tempat panitia beristirahat dan menyimpan perlengkapan.
Hanya ruangan VIP 1 saja yang diperbolehkan untuk menjadi 'ruang cadangan' untuk menyimpan kelebihan dekorasi dan perlengkapan acara karena tidak ada pihak di luar Diamond yang akan masuk ke ruang tersebut.
"Ya udah, kalau kursi aja harusnya gak apa kita simpan di VIP 2," Tommy membantu mengangkat beberapa kursi, "Sekalian saya bantu ya."
Anggota EO tersebut tampak senang. Mereka berdua berjalan cepat dan masuk ke dalam ruang VIP 2.
Ruangan tersebut tidak begitu luas. Ada banyak meja dan kursi yang belum disusun rapi. Selain itu, terdapat televisi dan sofa yang belum dibereskan di salah satu sudut ruangan serta dua buah pintu dorong berwarna coklat.
"Mas, kita gak mau pake ruangan di balik pintu-pintu itu?" celetuk anggota EO saat menaruh kursi.
"Sponsor kita titip pesan kalau semua di balik ruangan ini gak boleh diganggu sih," Tommy menyeka keringatnya, "Soalnya bagian sini bisa dibilang punya mereka. Bahkan manajemen gedung aja gak boleh masuk."
Anggota EO tersebut tampak terkejut ketika Tommy menghampiri salah satu pintu dan gagal membukanya karena terkunci.
"Yang punya gedung aja sampe gak bisa masuk? Wah, memang sponsor kita ini siapa mas?"
"Oh, chain makanan Korea gitu. Tahu Daebak Chingu? Itu salah satu brand-nya,"
"Wah, tahu banget Mas. Tapi kok kayak gak nyambung ya, brand makanan yang jadi sponsor utama acara ini?"
"Yang gw dengar sih, karena pemiliknya teman dekat calon CEO baru kita."
Wajah anggota EO tersebut tampak berbinar.
"Keren banget ya Pak Gavin, punya teman dekat pengusaha resto. Saya yang rakyat jelata ini rasanya jadi ciut banget. Haha."
Tommy menyunggingkan senyum tipis.
'Mending jadi rakyat jelata tapi kelakuan bener daripada kaya tapi busuk, Mas....'
Tommy menyusun rapi kursi-kursi di salah satu sudut ruangan, kemudian mengajak anggota EO tersebut untuk beranjak keluar dari ruangan.
"Eh, saya baru keingat mas. Denger-denger, Diamond mau ada aplikasi baru ya?"
Tommy mengernyitkan dahinya saat mendengar pertanyaan spontan tersebut.
"Belum kok. Saya pegang new products, jadi pasti tahu kalau bakal ada aplikasi baru dalam waktu dekat. Emangnya Mas denger dari siapa?"
"Oh, temen saya dapat bocoran soal speech Pak Gavin besok. Katanya bakal ada aplikasi baru atau semacamnya gitu lah yang diumumin besok. Kirain saya bisa tahu dari Mas, saya lumayan nge-fan sama Diamond soalnya," ucap anggota EO tersebut sambil tersipu malu.
Tommy kembali membantah dan mengajaknya pergi keluar. Namun, dalam hatinya ia masih bertanya-tanya mengenai aplikasi baru yang disinggung oleh anggota EO tersebut.
'Huh? Biarpun CEO, masa dia tiba-tiba announce proyek yang gak diketahui sama gw yang Marketing sih? Atau mungkin... Ini ada hubungannya dengan restrukturisasi perusahaan yang dia lakukan diam-diam?'
***