[Pagi Hari Saat Acara Christmas With Diamond]
Hari Sabtu tanggal empat Desember ini merupakan hari yang menyenangkan bagi sebagian besar orang. Diamond merupakan satu dari sedikit perusahaan yang mengadakan event terbuka kepada publik untuk mempersiapkan liburan Natal dan tahun baru.
Meskipun begitu, tidak semua orang tampak senang. Edwin adalah salah satu orang tersebut.
Awalnya, ia hendak datang ke acara tersebut untuk menikmati acara sekaligus membeli beberapa hadiah Natal bersama dengan teman-temannya. Namun, kejadian penculikan Evan, Yudha, dan Carlo membuatnya tidak mungkin bersenang-senang di acara tersebut.
'Uh, sialan. Gw masih tegang hari ini...'
Saat ini, Edwin sedang berada dalam perjalanan menuju gedung Menara Artha Rahaja tempat acara Christmas With Diamond diselenggarakan. Ia pergi sendirian menggunakan mobil yang dipesannya dengan aplikasi DiaDrive.
Sesuai pembicaraannya dengan Ansel dan Stanley dua hari lalu, mereka bertiga akan mendatangi acara tersebut terpisah dan saling menjaga satu sama lain dengan menjaga jarak. Berdasarkan pembicaraan di grup WA mereka, Superboys, Stanley sudah datang di pagi hari sedangkan Ansel baru masuk ke daerah hiburan bersama kakaknya di acara tersebut.
Selain itu, Ellie, kakaknya, telah pergi lebih dulu bersama Satria untuk meliput acara tersebut.
Ia belum sempat berbicara kepada Ellie mengenai pesan ancaman yang diterimanya. Namun, ia merasa cukup lega dengan membiarkan Ansel dan Stanley mengetahui pesan tersebut.
"Aduh, gak maju-maju nih!"
Supir mobil tampak sewot dan menggerutu.
Edwin tersadar dari lamunannya dan melihat ke arah luar jendela. Jalanan dipadati oleh berbagai kendaraan yang hendak menuju gedung Menara Artha Rahaja. Kemungkinan besar, banyak orang yang ingin mendatangi acara tersebut.
Haruskan ia diam saja menunggu macet mereda? Atau lebih baik ia turun dan berjalan?
Edwin berpikir keras selama beberapa menit dan akhirnya mengambil keputusan.
"Oh, saya turun di sini saja ya Pak kalau begitu."
"Eh? Tapi kalau jalan kaki bisa sekitar lima belas menitan lho Pak."
"Iya, gak apa Pak. Saya lagi agak buru-buru soalnya," Edwin mulai membuka kunci pintu di sampingnya.
"Ya udah Pak, tapi tetap kasih saya bintang lima dulu ya. Bapak juga jangan tiba-tiba komplain ke CS (customer service) kalau saya gak antar Bapak sampai tujuan lho."
Edwin mengiyakan berkali-kali supir yang terus menggerutu tersebut kemudian beranjak ke luar dari mobil. Ia segera memberi ulasan bintang lima di aplikasi DiaDrive dan mulai berjalan menelusuri trotoar.