Lantai dua Rumah Makan Kurang Mewah tampak sama ramainya dengan lantai pertama. Gisela terlihat sedang duduk menunggu di meja untuk empat orang yang terletak di dekat jendela sambil mengecek ponselnya.
"Emm, sudah lama menunggunya?" tanya Peter yang langsung duduk di sebelah kursi yang menghadap Gisela.
"Oh, gak kok. Aku juga tadi masih baru sampai pas nge-WA kamu. Ini juga aku lagi liat-liat dulu menunya," Gisela tampak memegang dua lembar menu dan kebingungan memilih makanan yang ingin ia pesan, "Oh ya, si Reza di mana ya?"
"Eh?" Peter keheranan karena Reza seharusnya berdiri tepat di belakang dia saat menemukan meja Gisela. Saat melirik ke sekitar, ternyata Reza terlihat sedang mencuci tangan di wastafel. Mukanya terlihat grogi.
Setelah melihat hal tersebut, Peter meminta ijin sebentar kepada Gisela untuk beranjak menuju Reza.
"Ayooo, gak usah grogi," ucap Peter sambil mendorong Reza ke arah Gisela.
"I... Iya iya. Ini gw jalan," ucap Reza yang berjalan sendiri dan mendekati meja Gisela untuk menyapanya.
"Hai, yuk duduk," Gisela membalas sapaan Reza sambil mempersilahkannya dan Peter duduk di hadapannya.
Mereka bertiga melihat-lihat menu dan memutuskan untuk memesan makanan dulu sebelum mulai mengobrol. Reza tampak masih agak grogi, sehingga Peter mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan.
"Emm, Gisela gimana kabarnya? Kita udah lama gak jumpa sejak SMP ya."
"Aku baik sih. Kita berarti udah tiga taunan gak ketemu ya? Kamu lanjut ke SMA mana?"
"Aku... lanjut ke SMA 2 sih. Di situ aku ketemu deh sama Reza," jawab Peter sambil menunjuk ke Reza yang masih terlihat sedikit grogi, "Kalau kamu ke mana?"
"Aku ke SMA swasta sih, APK Penabur 1. Di sana ekskul (ekstrakurikuler) manga-nya lumayan terkenal, dan aku senang banget bisa join jadi anggotanya."
"Ehh!" Reza mendadak menyela dengan muka penuh ingin tahu, "Lu-.. eh, kamu suka manga genre apa?"