Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #12

Psychokinesis - Bagian 11

Di hari Senin siang seperti ini, tempat karaoke cenderung dipenuhi oleh kalangan mahasiswa. Tampak beberapa kelompok mahasiswa yang sedang duduk di lobi dan mengobrol sangat seru. Beberapa di antara mereka tampaknya berasal dari Universitas Taruna Bangsa juga, karena jarak kampus tersebut dengan mal ini cukup dekat.

Promosi diskon untuk grand opening tempat karaoke tersebut lumayan menarik minat mahasiswa sekitar untuk berbondong-bondong merasakan keseruan bernyanyi di sini. Akibatnya, ruangan dengan kapasitas sedang dan besar langsung penuh, sedangkan yang ukuran kecil untungnya masih tersisa.

"Silahkan ikut masnya untuk dianter ke ruangan ya," ucap mbak penjaga konter setelah mendaftarkan Reza sebagai penyewa ruangan karaoke berukuran kecil.

Penuhnya sebagian besar ruangan membuat suara musik dan nyanyian orang bercampur aduk membuat kegaduhan, sehingga sulit mendengar jika berbicara normal di lorong. Gisela sampai menutup sebelah telinganya karena terlalu bising.

Setelah tiba di ruangan mereka, Gisela segera memilih beberapa lagu anime untuk dinyanyikan bersama. Reza awalnya kurang percaya diri karena merasa suaranya kurang bagus, namun saat mendengar Gisela juga memiliki suara fals, ia mulai ikut menyanyi bersama. Sesekali mereka bernyanyi sendiri untuk memberikan kesempatan istirahat untuk yang lain.

"Ah, aku ke toilet dulu sebentar ya," ujar Reza saat gilirannya istirahat, dibalas dengan anggukan dari Gisela.

Saat membuka pintu, Reza mendadak berpapasan dengan orang yang tidak asing.

"Hei, gak nyangka jumpa di sini, ya," ucap Stanley bersama rekan bongsornya yang baru kembali dari arah toilet, "Ngeliat lu di sini, gw jadi teringat kalau lu punya hutang sama gw."

"Hutang apaan sih? Udah bagus lu gak gw aduin ke dosen dan petugas keamanan di kampus karena nyerang gw waktu itu," balas Reza dengan ekspresi muka agak kesal.

"Kan gw udah bilang, lu mau ngadu juga percuma. I have some connections."

"Yah bebas lah. Lu mau punya koneksi 7G sekalian juga gw gak peduli," Reza langsung berjalan melewati Stanley, namun langkahnya terhenti ketika lengannya langsung dipegang erat oleh Stanley.

"OHH! Lu lagi nge-date ya sama cewek ini? Kebetulan banget!" ucap Stanley saat melihat Gisela berada di dalam ruangan tempat Reza baru saja keluar.

Ia langsung membuka pintu dan menyeret Reza masuk kembali. Gisela yang sedang bernyanyi langsung berhenti karena kaget.

"Whoa. Kalian berdua ternyata jadian ya? Karaoke cuman berdua aja? Hehe," ucap si bongsor yang ikut masuk dan menutup pintu ruangan.

"Ya mau mereka jadian atau gak, bukan urusan gw," ucap Stanley berjalan mendekat ke arah Gisela dan melepaskan pegangannya terhadap lengan Reza.

"Mau apa kamu? Kita cuman nyewa ruangan ini buat berdua. Kalau mau nyanyi, sewa ruangan sendiri aja," Gisela berbicara dengan sedikit bergetar sambil berjalan mundur sedikit.

"Hoo, gw di sini cuman mau berbisnis kok. Gw mau kasih diskon lho padahal, masa lu gak tertarik? Buy 1 get 2," ucap Stanley yang terus berjalan mendekat hingga Gisela jatuh terduduk di sofa.

"HEI *NJ*NG! Jangan maksa-maksa ngejual barang ilegal ke dia!" teriak Reza sambil berlari mendekat ke arah Stanley, namun langsung dihempaskan dengan mudah akibat perbedaan tinggi badan mereka.

Si bongsor langsung mengunci kedua lengan Reza agar sulit bergerak. Ia sengaja berdiri membelakangi pintu ruangan agar orang di luar tidak bisa melihat dengan jelas ke dalam karena terhalang badan bongsornya.

"Jadi lu udah tahu gw transaksi apa sama cewek ini?" Stanley berjalan mendekat ke arah Reza dengan ekspresi serius.

Lihat selengkapnya