Superpower - Your Life Is The Price

Alexander Blue
Chapter #18

Psychokinesis - The Shocking Truth Bagian 1

Kamis malam, dua hari sebelumnya...

"Hei, Reza," tanya Gisela sambil menoel Reza yang sedang melamun ketika mereka makan malam berdua di Pizza Hat di mal Central Park, "Kamu lagi mikirin apa? Kok ngelamun?"

"Oh, aku cuman masih kepikiran aja soal kamu yang bersedia buat ikut rencana ngejebak Stanley. Beneran kamu gak apa-apa?"

Gisela mendadak mencubit kecil pipi kanan Reza. Ekspresinya serius.

"Eh, kan aku udah bilang gak apa. Lagian ini kamu dan teman-teman kamu jadi terlibat urusan ribet gini gara-gara aku juga," ucap Gisela sambil menghela nafas, "Nanti kalau ini semua sudah berakhir, kita pergi liburan ya. Mumpung sudah mau masuk masa liburan semester pendek"

"Wah, boleh banget!" balas Reza dengan senang, "Aku ajak Peter dan yang lain sekalian boleh? Kita kan belum pernah hangout-"

Ucapan Reza terhenti saat melihat wajah Gisela yang mendadak cemberut.

"Eee... Aku salah ngomong sesuatu?" tanya Reza dengan wajah polos.

"Reza, kamu dulu pernah punya teman dekat cewek gak?" tanya Gisela dengan muka yang masih cemberut.

"Er... Gak pernah sih kayaknya. Oh, paling dulu waktu SD pernah sih aku sempat main bareng sama tetangga aku yang juga cewek. Dulu-"

"Ya ya ya. Baiklah," sela Gisela sambil menghela nafas kembali, " Ya sudah. Nanti pokoknya kita pergi bareng temen-temen kamu ya. Nanti aku cariin deh tempat yang seru."

"Oke! Nanti malamnya kita semua nonton Akademi Payung yuk. Ini seri televisi superhero yang baru keluar. Pasti seru kalau nonton rame-rame."

"Duh kamu ya," Gisela tertawa kecil, "Bener kata Peter, dasar otaku superhero. Padahal kita bisa cari hiburan lain kalau di luar. Hihi."

Muka Reza merah dan tidak menjawab, sementara Gisela masih tertawa beberapa detik kemudian sebelum melanjutkan makan malamnya.

***

Adegan kekerasan ataupun pembunuhan sudah sering Reza saksikan di berbagai media, bahkan terkadang ayahnya sendiri yang menceritakan kasus tersebut sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Namun, baru kali ini ia menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri adegan kekerasan tersebut.

Badannya bergetar. Entah karena ketakutan, marah, atau emosi lainnya.

Peter terduduk kesakitan karena punggungnya ditusuk oleh Gisela dengan belati. Darah segar mengalir dari punggungnya, meski tidak begitu terlihat karena ia menggunakan pakaian berwarna gelap.

Lihat selengkapnya