Kata Ibu semalam Ranti merajuk dan saya tidak peduli, mau perempuan itu merajuk, marah, bahkan membenci saya pun tetap tidak peduli karena saya sempat berkata pada Ibu jika saya tidak menyukai perempuan yang genit seperti Ranti. Kebetulan hari ini adalah hari libur, tapi pada pukul enam pagi saya sudah siap. Bukan untuk berangkat bekerja seperti hari biasanya melainkan berjalan santai dengan tujuan berolahraga.
"Dimas berangkat dulu, Bu," pamit saya setelah mengikat tali sepatu di teras rumah.
"Hati-hati di jalan, Nak." Ibu menyahut karena memang beliau ada di halaman rumah sedang menyiram tanaman. Saya pun beranjak dari duduk dan hendak melangkah pergi.
"Oh iya, Nak."
Suara Ibu yang kembali terdengar membuat saya menghentikan langkah sembari menoleh ke arahnya. "Kenapa, Bu?"
"Teman kamu yang kemarin memberi ubi itu perempuan atau laki-laki?" tanyanya masih menyiram tanaman.
"Perempuan."
Usai mendengar jawaban saya, Ibu malah senyum-senyum sendiri dan di sini saya tidak tahu apa alasannya padahal tadi saya hanya mengatakan satu kata saja.
"Kenapa, Bu?" Saya bertanya karena penasaran.
Seketika Ibu menggeleng singkat. "Tidak apa-apa, tapi jika perempuan itu sesuai segera ajak ke rumah ya, Ibu ingin bertemu," tuturnya yang entah kenapa malah membuat saya kebingungan.
Apa maksudnya? Kenapa pula Ibu tidak menjelaskan secara jelas? Dan sebenarnya saya cukup penasaran dengan maksud dari perkataan Ibu hanya saja saya memilih untuk memendamnya karena waktu yang terus berjalan membuat saya harus buru-buru pergi, jika hari semakin siang maka cuaca akan semakin terasa panas.
Maka sebagai balasan atas perkataan Ibu yang membingungkan, saya hanya merespons dengan seulas senyuman saja.
Bisa di bilang saya sudah enam bulan melakukan aktivitas ini yaitu berjalan santai di hari Minggu saat pagi hari. Tadi saya pergi dari rumah sekitar pukul enam lalu dalam perjalanan pulang saya tidak sengaja melihat jam dinding di toko yang sudah buka menunjukkan waktu sekitar pukul sembilan pagi, itu tandanya saya menghabiskan waktu sekitar tiga jam lamanya. Meski langkah kaki saya tidak terlalu terburu-buru, tapi tubuh ini sudah berkeringat dan rasanya ingin cepat-cepat pulang untuk membersihkan diri.