Surat Cinta Tanpa Nama

Bentang Pustaka
Chapter #1

Unexpected

"Kamu tidak akan pernah menduga cara semesta

mempertemukanmu dengannya."

“Permisi, permisi!” Mengabaikan puluhan pasang mata yang menatapku tajam, aku mengajak Sari berpindah posisi ke bangku barisan depan. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Kak Arka sebentar lagi tampil. Aku ingin dia bisa melihatku dari atas panggung.

“Sa, ini area tempat duduk senior. Gue nggak berani.” Sari menarik tas punggungku dari belakang. Namun, sama sekali tidak berhasil menghentikan langkahku menuju bangku kosong yang kuincar. Ada dua bangku yang baru saja ditinggalkan senior.

Banyak senior yang terusik dengan kehadiranku. Gerakanku yang seolah memaksa melewati mereka dianggap sangat mengganggu. Salah seorang di antaranya bahkan terangterangan menyindirku.

“Berani banget lo duduk di tempat senior!”

Aku meliriknya sambil tersenyum kecil setelah mencapai

tempat tujuan—terpisah dua bangku dari senior yang baru saja

menegurku.

“Sayang kalo kursinya kosong, Kak,” kataku berusaha tidak memperpanjang perkara. Sementara Sari yang memang nyalinya kecil, sejak tadi berupaya mengajakku beranjak dari sana. Namun, akhirnya menurut untuk duduk di sebelahku.

“Pasti lo lagi cari-cari perhatian senior gebetan lo, kan?”

“Udah, Mer, biarin aja. Jaga image lo. Jovan lagi ada di deket lo.”

Beruntung, teman si senior bawel itu berhasil meredam situasi. Aku berusaha tidak ambil pusing, walau sesungguhnya tebakannya tadi tepat sasaran. Aku memang sedang mencari perhatian kakak senior yang kini berdiri di atas panggung pensi dengan gitar yang menggantung di lehernya, juga standing mic di hadapannya.

Kak Arka sungguh menawan, seperti biasa.

“Kak, Kak Sabrina!”

Fokusku sedikit terganggu karena mendengar suara seseorang yang memanggilku. Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati Cindy—adik kelasku—berada tepat di belakangku.

“Kak.”

Lihat selengkapnya