SURAT CINTA UNTUK ISTRIKU

Mario Matutu
Chapter #37

Bab 37 Kesedihan Puspa

“ADA apa, Sayang?”

Aku berbisik sambil membelai rambut Puspa. Sejak tadi ia tak bicara sepatah kata pun.

“Apa yang kau pikirkan?” Aku kembali bertanya karena Puspa tidak mengacuhkanku. Namun ia tetap membisu. Puspa hanya menoleh sejenak, menatap mataku, lalu pandangannya kembali ke langit-langit kamar. Wajahnya terlihat sedih.

“Ayolah, Sayang. Bicaralah,” desakku. Kali ini aku mulai mengguncang-guncang bahu Puspa.

“Kau dengar itu?”

Aku bingung karena tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Puspa. Aku mencoba menangkap suara yang dimaksud Puspa. Tapi tidak ada suara aneh. Yang kudengar hanya suara pasien teman sekamar kami yang sedang mengobrol. “Ada apa?”

“Mereka akan pulang besok.”

Puspa tiba-tiba menutup wajahnya. Setelah itu dia mulai terisak.

Tadinya, setelah mengetahui vonis dokter soal penyakitku, Puspa sudah ikhlas. Dia menerima kenyataan pahit itu sebagai takdirnya. Tetapi, mendengar obrolan pasien sekamar kami, ia mendadak merasa sedih lagi dan kembali mempertanyakan nasib buruk kami pada Tuhan.

Lihat selengkapnya