SURAT CINTA UNTUK ISTRIKU

Mario Matutu
Chapter #39

Bab 39 Celoteh Ceria yang Menyakitkan

“JAM berapa Ryan akan datang ke sini, Sayang?”

Aku berteriak dari dalam kamar.

Setelah mandi satu jam lalu, aku langsung pindah ke kursi roda dan keluar untuk berjemur di depan rumah. Paparan sinar matahari pagi konon bagus untuk kekuatan otot kaki dan aku ingin mencobanya. Namun, tidak cukup satu jam duduk di atas kursi roda aku sudah merasa kelelahan dan terpaksa masuk kembali ke rumah.

“Ryan baru bisa datang sebentar sore karena sebelum ke sini dia harus bekerja dulu di rumah sakit,” jawab Puspa dari dapur.

Karena saat itu baru jam setengah sepuluh, aku memilih menghabiskan waktu dengan membaca novel sambil menjaga Arung yang tidur nyenyak di ranjang. Aku baru saja membaca beberapa halaman novel itu ketika Syifa muncul di pintu kamar dan langsung naik ke ranjang.

“Kenapa Ayah tidak ke kantor?” tanya Syifa yang sudah duduk di atas perutku.

“Ayah kan masih sakit, Sayang.”

“Kalau masih sakit kenapa Ayah tidak tinggal di rumah sakit?”

Pertanyaan anak-anak terkadang lebih sulit dijawab daripada pertanyaan orang dewasa. Itulah yang kualami saat ini. Aku bingung harus menjawab apa. Mengatakan kepada bocah seperti Syifa kalau aku  mengidap penyakit langka dan tidak bisa tinggal lebih lama lagi di rumah sakit, rasanya tidak mungkin. Aku tidak mau putri kecilku bersedih kalau mengetahui kenyataan yang sebenarnya.

Setelah berpikir beberapa saat, aku akhirnya mendapatkan jawaban yang menurutku paling pas untuk buah hatiku. “Ayah pulang karena rindu pada Syifa, Kakak Aura, dan Ade Arung.”

“Terus, kapan Ayah akan sembuh?

“Ayah tidak tahu, Nak. Tapi Ayah akan sembuh. Ayah janji,” kataku sembari mengangkat dua jari tanganku. “Sebentar lagi kita akan jalan-jalan lagi ke mal, main-main, dan makan es cream. Sekarang Syifa main lagi ya sama Kakak di luar.”

Lihat selengkapnya