1.
Hai, namaku Lela. Lela Kamunglarang Pamungkas. Nama belakangku, diambil dari nama ayahku. Seseorang yang sangat aku kagumi, dan beliau adalah seorang Teknisi disuatu perusahaan. Beliau lahir di Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Ibuku, namanya Dwi Arum Sari, biasa dipanggil Dwi oleh sahabat-sahabatnya, dia merupakan kembang desa yang lahir di Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Aku merupakan anak tunggal, aku tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang kakak dan bahkan aku tidak mengetahui bagaimana rasanya memiliki seorang adik.
Sebelum ayahku menikahi ibuku dan membawa ibuku ke Jakarta, dia adalah seorang penyair terkenal pada masanya. Dan dia telah membuat beberapa karya dalam rekam jejaknya di dunia sastra.
Meski pada waktu itu dia masih remaja, dia aktif dalam setiap event, baik perlombaan ataupun seminar tentang sastra. Karena memang kecintaan dia pada dunia sastra sudah sangat melekat sedari kecil.
Menurutku, ibuku mempunyai peluang yang sangat besar dalam dunia sastra, sepanjang hari dia selalu melantunkan syair-syair romantis yang membuat aku terkagum-kagum mendengarnya. Terutama ketika sedang memasak ataupun bersantai, saat dia berpuisi di ruang tamu dan menyebutkan nama Chairil Anwar, ketika kutanya puisi siapa itu?
"Ini puisi Chairil Anwar nak, judulnya Aku", jawab ibu.
"Wah bagus bu, aku suka", ujarku
Darinya lah aku mulai mengenal dan menikmati setiap untaian sastra yang ku dengar, dan ayahku pun sangat mendukung hobi ibuku. Aku merasa sangat senang dengan keluarga kecilku, karena sastra yang sering beliau lantunkan aku memiliki pandangan luas tentang arti kehidupan.
2.
Sejak kecil aku hidup dan tinggal di Jakarta, aku memiliki beberapa prestasi, baik dalam segi akademik ataupun organisasi. Aku mewarisi bakat ibuku, aku sangat senang dengan sastra, bagiku sastra sudah menjadi bagian penting dalam hidupku, melekat dalam setiap hembusan nafasku.
"IMPIAN KU"
Berjalan dalam sepi