Blurb
Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya akan menemukan sebuah amplop surat di dalam laci mejaku.
Maksudku, ini bukan zaman primitif yang tidak ada teknologi lagi, kenapa masih ada yang berkirim surat.
Dan yang pasti, aku tidak tahu itu surat apa. Setelah membukanya, aku tahu satu hal, bahwa surat itu dari Langit, Angkasa Langit, siswa kelas bahasa yang satu angkatan denganku.
Bermula dari surat itu, aku terseret pada kehidupan langit yang awalnya tidak pernah kuprediksi sama sekali.