Surat Merah Jambu untuk Gadis Minyak Telon

Arineko
Chapter #1

Gadis Minyak Telon

MATA KULIAH akuntansi manajemen hari ini berakhir dengan cukup menguras otak. Tentu saja kuis dadakan yang dicetuskan secara singkat, padat, dan jelas oleh dosen berkumis tipis paling aduhai itu tak memberi kesempatan para mahasiswa/ mahasiswi tercintanya untuk mengecek kembali catatan cara menghitung biaya tetap dan biaya variabel.

Bagi Kurnia Ayuningtyas, tingkat kesulitan mengerjakan kuis tersebut memang hanyalah seukuran ujung kuku kaki kutu kucing. Akan tetapi, tekanan seberat induk gajah gagal diet justru menindih atmosfer di sekelilingnya ketika harus berpura-pura menulikan kedua telinganya dari bisikan maut para pemburu contekan.

Maka, demi menghindari serbuan anak-anak, usai mata kuliah itu pun Ayu bergegas mengacir ke kantin kampus Bu Tutik. Segelas es teh manis dipesan Ayu. Tadinya ia ingin memesan air mineral kemasan botol 1,5 liter. Namun, ia ingat dirinya bukan sopir truk atau bus antar kota. Selain itu, tujuan Ayu ke kantin memang sekaligus untuk menunggu Dara yang saat di-chat katanya masih menemui dosen.

"Sori, lama ya nungguin?" Datang-datang, Dara sudah main sedot saja sisa es teh dalam gelas Ayu.

"Haus, Jeng?" celetuk Ayu ketika menyaksikan es tehnya tak bersisa lagi.

Helaan napas panjang keluar dari mulut Dara. "Aduh, Yu ... tahu nggak, gimana perjuanganku ngejar tuh dosen udah kayak ngejar layangan putus aja. Untung masih keburu. Kalau nggak, ambyar deh nilai referatku."

Andara Haruni atau yang akrab disapa Dara itu sudah bersahabat dengan Ayu sejak mereka masih sama-sama balapan ngedot botol susu hingga rebutan boneka Barbie. Dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan kini satu kampus, walaupun berbeda jurusan. Ayu mengambil jurusan Akuntansi, sedangkan Dara mengambil Hukum.

Persahabatan keduanya sudah seperti satu paket tak terpisahkan. Di mana ada Ayu, di situ ada Dara. Termasuk saat Ayu lagi eek di toilet, maka di toilet sebelahnya Dara juga ketularan eek.

Lihat selengkapnya