Surat Merah Jambu untuk Gadis Minyak Telon

Arineko
Chapter #6

Cerita Ayu

"JADI, anak itu keponakanmu?"

Bangku panjang yang disediakan pihak pengelola Taman Bianglala menjadi tempat di mana Ayu dan Raden duduk bersebelahan saat ini. Menjawab rasa penasaran Raden sebelumnya, Ayu pun menjelaskan tentang anak perempuan yang kini tengah asyik menaiki odong-odong itu.

"Namanya Chia. Dulu ayah saya memang sangat menentang hubungan Mbak Arum dan suaminya, Mas Sidiq." Ayu memulai kembali ceritanya.

"Lulus pascasarjana, Mbak Arum semakin sukses meniti kariernya sebagai manajer di salah satu perusahaan yang cukup bonafide. Ayah berencana menjodohkan Mbak Arum dengan anak teman lamanya yang lulusan luar negeri. Tapi saat itu Mbak Arum mengaku udah punya orang yang dia cintai sejak lama. Atas desakan Mbak Arum, akhirnya Mas Sidiq datang ke rumah untuk melamar secara baik-baik. Sayangnya, lamaran itu ditolak ayah. Dari awal, ayah memang kurang suka dengan penampilan Mas Sidiq yang terkesan urakan. Mas Sidiq bahkan nggak lulus kuliah. Pekerjaannya di bengkel motor juga belum mapan. Hal itulah yang membuat ayah nggak mau menyetujui pernikahan mereka."

Hela napas sejenak, sebelum Ayu melanjutkan, "Saya tahu sekali ayah bukan orang yang suka merendahkan orang lain dari status sosialnya. Ayah justru sangat menghargai pribadi seseorang dari bagaimana dia bekerja keras. Ayah hanya merasa nggak enak hati dengan teman lamanya jika harus menyalahi janji untuk saling menjodohkan anak-anak mereka ketika dewasa. Apalagi sebagai anak sulung di keluarga, Mbak Arum adalah kebanggaan ayah."

"Selama saya mengenal Mas Sidiq, saya bisa melihat dia sebenarnya orang yang baik dan bertanggung jawab. Pernah saya mendengar sendiri Mas Sidiq juga begitu fasih membaca Alquran dengan langgam yang merdu. Alasan Mas Sidiq putus kuliah bukan karena malas, melainkan dia rela mengalah demi membantu membiayai sekolah adiknya."

Raden masih setia menyimak cerita Ayu. Tanpa ia telisik lebih jauh, ia tahu di balik lensa kacamata gadis di sampingnya itu ada sepasang iris hitam yang menyorot lara. Sedangkan senyum di bibir Ayu hanya diperlihatkannya saat membalas lambaian tangan Chia dari kereta odong-odongnya.

Lihat selengkapnya