Surat Terakhir Untukmu

Marcellino S
Chapter #1

Chapter Novel Singkat

Di sebuah rumah dekat kota, tinggal seorang gadis cantik bernama Janne bersama adiknya Jack. Kehidupan mereka di rumah sederhana penuh dengan tanggung jawab. Setiap pagi, saat liburan tiba, Janne dan Jack menjalankan rutinitas mencuci pakaian dan mencuci piring di rumah. Walaupun melelahkan, mereka menerimanya sebagai pelajaran mandiri sejak kecil. Pekerjaan ini mereka lakukan dari pukul 11 pagi hingga 2 siang.

Pukul 2 siang tiba, Janne dan Jack merasa perlu istirahat. Mereka duduk di teras rumah dengan kursi tua, menikmati hembusan udara yang bertiup dari pepohonan di sekitarnya. Di tengah momen tersebut, tanpa sengaja Jack bertanya pada Janne tentang hubungannya dengan Ben. Ia mengamati bagaimana Janne kerap terdiam, kadang hanya menatap foto Ben. Janne menjawab dengan nada agak tajam,

"Kenapa kau ikut campur, Jack? Itu urusan pribadiku! Kau tak perlu tahu apa yang kami alami... Sudah tiga tahun sejak dia pergi, dan satu-satunya yang bisa kulakukan adalah melihat fotonya."

Jack memberikan respons tegas,

"Kamu galau saja. Tidak pernahkah kamu mengirim pesan lewat WhatsApp? Di zaman seperti ini, mengapa kamu tidak menggunakan WhatsApp untuk berbicara dengannya?"

Janne merespons dengan nada sinis, menatap adiknya,

"Selain itu, aku bahkan sudah kehilangan nomornya. Apa aku harus mencarinya? Sudah tiga tahun berlalu, dan aku sama sekali tidak tahu kabarnya. Daripada memberikan komentar yang tidak berguna, lebih baik pergi ke dapur dan buatkan minuman dingin!"

Mendengar ini, Jack pergi sambil menggerutu, "Ah, benar-benar menyebalkan!"

Setelah adiknya pergi, Janne terdiam. Air matanya berlinang, tak sengaja mengingat masa lalu. Meskipun sudah punya pasangan baru, Janne masih terpikirkan Ben, mantan kekasihnya. Saat Janne merundukkan kepala, tiba- tiba ada yang mengetuk pagar rumahnya. Dan kejutan, itulah Ben, mantan kekasihnya. Janne berusaha menyeka air mata dan berlagak cuek.

Janne mendekati Ben, "Ada apa sebenarnya? Cari aku? Mau balikan?"

Ben menjawab, "Tidak, aku cuma ingin bertemu sebentar. Sudah tiga tahun tak bertemu... Aku tahu kamu sudah bersama orang baru, tapi aku tidak peduli. Aku ingin bicara padamu, ada hal penting yang perlu kusampaikan."

Mendengar itu, Janne akhirnya menerima untuk berbicara dengan Ben. Saat mereka berbicara, mata Janne menolak melihat Ben yang ada di sampingnya. Meski begitu, sikap Ben tetap tenang, karena ia hanya ingin menyampaikan pesannya.

"Dengar, Janne. Aku tahu kamu masih marah tentang ini... Tapi sudah tiga tahun sejak kita berpisah... dan aku ingin bicara tentang hal ini," kata Ben.

Janne dengan nada sinis menjawab, "Ya udah, ceritakan aja!"

Lihat selengkapnya