Blurb
Aku hanyalah gadis biasa yang hidup bertemankan sepi.
Terkadang, rasanya aku ingin marah pada Semesta yang sudah menuliskan naskah ceritaku dengan begitu datar. Aku muak pada topeng yang senantiasa terpasang di wajah dinginku.
Namun... Hujan pernah memberiku senyuman seindah senja, menawarkan hangatnya pada dinginku. Dia adalah satu-satunya orang yang selalu mengajariku arti menerima tanpa menghakimi.
Hidupku yang semula kelabu, perlahan mulai diwarnai oleh warna-warni kehidupan yang mereka bawa.
Namun, meskipun begitu... aku tetap tidak pernah kehilangan luka pertamaku, pun luka-luka lainnya. Terlebih lagi, aku memiliki pertanyaan yang jawabannya masih enggan kucari tahu.