Surat untuk Mei

Mas Ben
Chapter #2

Bagian I - II

Beberapa hari kemudian Mei sudah melupakan kejadian surat itu bersama isinya. Namun pagi di hari jumat, Mei diingatkan kembali dengan kiriman surat berinisial K itu.

“Maaf, Mas. Kalau boleh tau, dimana anda mendapatkan surat ini ?” Tanya Mei kepada petugas pos yang mengantar suratnya.

Siapapun yang mengirim surat melalui kantor pos sudah pasti meninggalkan nama dan alamat aslinya, bukan.

"Yang saya tau, mereka pasti membuat alamat lengkap. Walaupun terkadang mereka hanya membuat nama desa dan alamat kantor pos setempat saja." Jawab petugas pos itu.

Akhirnya Mei meminta bantuan kepadanya. Namun petugas pos itu malah mengalihkan pembicaraan.

"Saya hanya bertugas mengirim surat jarak dekat antar desa saja, Mba. Yang saya tau surat ini tidak dari luar kota. Coba tanyakan ke kantor saja." Ujarnya dengan cepat.

Mei menahan petugas pos itu saat ingin terburu-buru pergi. Terlihat sikapnya yang aneh. Tidak asing lagi. Ternyata Katarajasa. Pekerja pengantar hasil kebun sayur milik Ayahnya yang biasa dipanggil Karjo.

Karjo memang petugas pos pengantar surat. Jika setiap akhir pekan tidak bekerja, dia mengisi waktunya bekerja di kebun Ayah Mei sebagai supir pick up.

 

Lihat selengkapnya