Surat Yang Tak Terbalas

Lail Arrubiya
Chapter #35

Dilema

Bu Ani masih tak mau bicara pada Rangga. Mulutnya terkunci saat Rangga berusaha bicara dengannya. Bahkan sengaja Bu Ani tak datang ke meja makan untuk menghindari Rangga. Tentu saja sikap Bu Ani membuat Rangga cemas. Ia paling takut jika Ibunya marah. Seluruh dunianya akan terasa suram, sebaik apapun orang di sekitarnya menghibur. Meski begitu, ia masih harus menyelesaikan tugasnya di kantor.

Begitupun Nala. Hatinya dirundung gundah beberapa hari. Kemarin, Jessy sudah menceritakan kejadian pertemuan Ikram dan Rangga di toko rotinya. Beserta kekesalannya pada Rangga.

Dan kini, terkejut melihat Risti memperlihatkan sebuah video yang memperlihatkan pertengkaran di toko roti Jessy, tersebar di dunia maya. Dan yang menjadi fokus netizen adalah sosok perempuan bermasker di samping Rangga. Banyak yang menduga itu adalah Selda Lestari – meski memang sebetulnya itu benar Selda.

Kabar Selda menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain mulai beredar.

“Nala … itu, benar suami kamu, kan?” Risti memastikan.

Nala menelan ludah. Masalah sudah menjalar lebih luas. Ia yakin ini akan semakin rumit. Makin berat saja kepala Nala.

Dan, Nala harus kembali merasakan denyut nyeri di kepalanya saat selesai mengajar seseorang sudah menunggunya di gerbang. Memaksa dengan anggun agar Nala mau bicara dengannya.

Saat ini, Nala sudah duduk berhadapan dengan Selda yang baru saja melepas maskernya. Sedikit melempar senyuman pada Nala, tapi Nala tak membalasnya.

“Maaf, pasti kamu enggan bertemu aku. Aku cuma mau bicara sebentar sama kamu.”

Tak ada jawaban dari Nala.

“Aku minta maaf. Harusnya sesama perempuan, aku lebih peka. Tapi, ini juga soal perasaan perempuan. Kamu tahu rasanya, bertahun-tahun mencintai orang yang sama, sampai takdir berbaik hati mempertemukan kami lagi. Baik aku maupun Rangga ga bisa menolak perasaan itu. Sayangnya, kami bertemu di waktu yang salah. Saat Rangga terlanjur menyetujui perjodohan dengan kamu. Saat itu ga ada cinta dalam perjodohan kalian. Rangga terpaksa.”

Penegasan Selda di ujung kalimatnya membuat Nala menelan ludah, menahan semua perasaan yang bercampur baur di hatinya.

“Kamu mengerti, kan, situasi kami?”

Lihat selengkapnya