Surga yang Meleset

Nurul Arifah
Chapter #2

Bentuk Cinta


Medi mengambil segenggam pasir-pasir coklat itu dan melepasnya perlahan melalui sela-sela jemarinya yang kecil. Ia mengulanginya beberapa kali. “Midan, tolong panggilkan kakakmu. Jangan sampai dia terlambat untuk sholat. Waktu sholat sudah tiba dan dia masih saja duduk disana.” Midan segera berlari menuju kakaknya dan menyentuh bahunya. Medi tersadar dan ia melihat kearah sang adik yang berdiri disampingnya. Sang adik tersenyum lalu berkata, “Apa yang ada dipikiranmu?”

Sang kakak membalasnya dengan senyuman dan mengelus kepala Midan dengan lembut. Ia kemudian menggelengkan kepalanya perlahan lalu berkata, “Tidak. Aku hanya berfikir…. Membayangkan. Apakah seperti ini kehidupan nabi kita yang mulia Muhammad. Padang pasir, panas, terik, membakar. Apakah seperti ini rasanya ketika kaki beliau yang mulia menginjakkan kaki pada pasir. Apakah ini udara yang pernah beliau hirup. Apakah ini panas mentari yang dulu pernah mengenai kulit beliau. Sungguh aku sangat berbahagia dan beruntung. Aku merasakan sosoknya seolah-olah sangat dekat, dekat sekali seperti beliau berada disini bersama kita. Apakah kau juga merasakan hal yang sama denganku?”

Midan tersenyum lembut dan menjawab, “Kita berdua akan segera bertemu dengan beliau, secepatnya. Ketika perang dimulai, kau dan aku harus berada di barisan paling depan. Kita tembus pertahanan para penyembah salib itu. Kita tunjukkan kekuatan Islam. Mereka tidak akan berani menghina agama kita lagi dan berbuat seenaknya pada orang-orang muslim.” Mereka berdua terdiam sejenak seolah-olah saling menautkan hati masing-masing. Medi membuka mulutnya, ”Kita akan segera bertemu dengan Rasulullah. Aku bahkan dapat mencium bau surga sampai sini. Kita berdua akan berlari kearahnya dan memeluknya seperti Hasan (RA) dan Husein (RA) lakukan. Kita akan meraih shahid. Karena apa…..?” Medi melemparkan umpan untuk adiknya menyambung kalimatnya. “Karena kita adalah ‘murid’ Hamzah bin Abdul Muthalib!” Mereka berdua bersorak gembira sambil mengangkat pedang masing-masing ke udara.

Lihat selengkapnya