SURGAKU DI BAWAH TELAPAK KAKI ISTRIKU

Khoirul Anwar
Chapter #13

Rahma Roboh

Vano langsung bergegas naik ke atas lemari dengan menggunakan tangga. Ketika berada di atas, ia mendapat perlawanan dari Rahma. Tubuh kekarnya didorong wanita yang sudah dirasuki oleh jin. Vano terlihat kalah kuat karena Rahma dibantu kekuatan yang bukan dari dirinya. Kyai Parto terus berdzikir dan membacakan do’a. Bibirnya terlihat komat-kamit dan jari telunjuknya sudah mengarah ke Rahma. Tangan gadis itu mencekik Vano. Laki-laki yang tidak dilindungi apa-apa itu berteriak namun tidak bisa berbuat apa-apa.



Semua menjerit melihat Vano dicekik tidak berdaya. Beberapa menit kemudian tubuh Rahma yang kuat tadi lemas. Jin yang merasuki tubuhnya tiba-tiba sirna. Tangan Rahma sudah mulai mengendur dan terlepas dari leher Vano. Fahmi menghela nafas lega melihat Vano selamat. Sedangkan Vano sibuk menghirup udara yang sempat tersendat tadi. Masih dalam kondisi syok, pandangan Vano mengarah ke Rahma yang terlihat lemas. Dengan sigap pria itu langsung menangkap tubuh kurus Rahma. Ia langsung memangku tubuhnya ke lututnya. Pria yang masih single itu awalnya masih malu untuk memegang tubuh Rahma, karena kondisi yang tidak memungkinkan ia memberanikan diri memegang tubuh gadis suci itu.


Vano dibantu Yudi, Fahmi menurunkan Rahma dari atas lemari. Mereka bersusah payah menurunkan gadis cantik itu. Di dahi mereka sudah menggantung peluh. Sesampainya di bawah isak tangis Ajeng menggema di kamar Rahma.


“Rahma, ini Ibu Nak,” Ajeng sudah histeris melihat kondisi anaknya.


“Biarkan ia sendiri dan istirahat. Biarkan ia menghirup udara sebanyak-banyaknya,” saran Kyai yang masih mengontrol di sekelilingnya.


Para tamu termasuk Vano dan Fahmi sekarang berada di ruang tamu. Ajeng terlihat masih khawatir. Vano meneguk air mineral gelas yang masih dingin. Seketika gelas berisi air itu langsung ludes. Ia mengambil satu gelas lagi untuk menghilangkan rasa capek dan haus yang jadi satu.


“Sejak kapan anak ini begini, Bu?” tanya Kyai.


“Sudah lama sih Kyai, cuman kambuh-kambuhan. Kadang satu hari sembuh, kadang dua hari sembuh. Nah untuk kali ini yang paling lama, hampir satu minggu belum kembali normal,” terang Ajeng dengan wajah yang khawatir.



“Anak ini, awalnya ada yang sirik atau balas dendam dengan dirinya. Terus dikirimlah sesuatu yang tidak-tidak ke anak ibu,” terawang Kyai. 


“Siapa Kyai?” timpalnya penasaran.


“Ada, barangkali masa lalunya putrimu ini.”



Setelah obrolan di ruang tamu, Ajeng dan Yudi tiba-tiba mengajak ngobrol Vano secara empat mata. Ajeng terus mengajak Vano di salah satu ruangan bersama Yudi.


Lihat selengkapnya