SURGAKU DI BAWAH TELAPAK KAKI ISTRIKU

Khoirul Anwar
Chapter #18

Jadwal Operasi

Pagi yang masih begitu indah dan sejuk. Vano sedang olahraga ringan di atas rooftop. Ia hanya meregangkan badannya yang kecapekan semalaman setelah tidur di bawah dipan Badriyah dengan kondisi posisi miring dan kaki tertekuk.

Pria yang sudah mandi pagi itu, mendongakkan kepalanya ke atas, sembari menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya pelan melalui hidung. Setelah seluruh sendi tubuhnya direnggangkan, ia meminum air mineral yang ia sudah siapkan tadi. 

Beberapa menit kemudian ia balik ke kamar Badriyah. Di saat ia sampai di depan pintu masuk, sepasang netranya menangkap suasana romantis Badriyah dan Handoyo. Secara sengaja Handoyo mencium kening Badriyah ketika wanita tua itu mencoba makan makanan yang disuapkan ke mulutnya. Badriyah salah tingkah ketika melihat Vano melihat tingkah keduanya yang dinilainya sangat romantis. Wanita paruh baya itu memukul lembut Handoyo dan senyum kegirangan.

“Berhagialah kalian berdua. Semoga Allah memberikan titipin umur lebih lama lagi sehingga langgeng selamanya,” sahut Vano sambil senyum - senyum di hadapan kedua orangtuanya.

“Gimana Van, belum ada kabar mengenai jadwal operasi Emakmu?” tanya Handoyo yang terus menyuapi istri tercintanya.

“Mudah-mudahan ya Pak, ada keajaiban hari ini. Sudah hampir sepuluh hari kita di kamar ini tanpa ada kepastian,” harap Vano sambil berdo'a sekaligus.

Seorang perawat berpakaian putih-putih masih muda sedang menghampiri kami. Perawat itu terus mengembangkan senyum sembari terus menuju tempat pembaringan Badriyah.

“Selamat pagi Bapak dan Ibu. Kenalkan saya perawat yang bernama Cintya mau memberikan informasi jika Bu Badriyah bisa dioperasi besok jadi mulai hari ini disarankan untuk puasa terlebih dahulu,” ujar Cintya dengan senyum manisnya.

“Akhirnya Pak, Alhamdulillah. Terimakasih ya Sus,” ujar Vano bahagia.

“Bu, Bu Badriyah ini masih makan gimana dong?” tanya Handoyo khawatir.

“Ya kalau begitu dihabiskan dulu setelah itu puasa ya sampai besok,” timpal Cintya ramah.

****

Jadwal operasi Badriyah dijadwalkan jam 08.00 wib. Ia sejak jam 07.00 sudah dikenakan pakaian operasi. Setelah selesai, seorang perawat mengantarkan Badriyah menggunakan sebuah kursi roda. Banyak sorot mata dan do’a dari pasien lain. Mereka langsung mendatangi Badriyah dan terus menyalami. 

“Semoga diberikan kelancaran operasinya, segera diangkat penyakitnya dan sembuh total ya Bu Badriyah,” do’a dari salah satu keluarga pasien.

Badriyah hanya senyum simpul. Wajahnya terlihat lemah, dan lemas tapi jiwanya sangat bahagia. Ia mencoba melambaikan kepada keluarga pasien dan teman sekamarnya. Vano dan Handoyo mengikuti dari belakang ketika kursi roda itu didorong oleh seorang perawat muda. Keduanya terus mengikuti perawat. Keduanya berhenti di sebuah ruangan yang sudah steril semua. Handoyo dan Vano diminta untuk menunggu di luar selama operasi berlangsung.

Lihat selengkapnya