"Ayo adik-adik, sekarang kita akan main game..." Ucap kakak senior pramuka kepada sepuluh anak yang ikut kegiatan.
"Yeah! Asyik..." sorak sepuluh anak pramuka itu memenuhi ruang kelas.
"Main game apa Kak?" Rudi bertanya dengan antusias.
"Main game siapa cepat, dia dapat. Jadi, nanti kakak akan memberi kan kalian sepuluh kursi. Lalu, kakak akan memainkan lagu pramuka, saat lagunya diputar, adik-adik berputar mengelilingi kursi sambil menari. Kemudian saat lagunya berhenti, kalian harus cepet-cepetan duduk di kursi. Semakin lama, kursi akan semakin sedikit. Oleh karena itu, kalian harus berebut kursi. Siapa yg paling cepat dan bisa bertahan, dialah pemenang nya. Apakah adik-adik sudah mengerti?" Kakak senior pramuka menjelaskan aturan permainan dan cara bermain dengan mempraktikkan secara langsung di depan sepuluh anak pramuka.
"Paham Kak!" Sembilan anak yang mengikuti kegiatan itu menjawab serempak.
Kakak senior pramuka menyadari Surtini hanya diam saja seperti sedang berpikir, "Dek Surtini, apakah ada yang ditanyakan atau masih bingung?"
"Kak, kenapa harus berebut jika kursi bisa ditambah? Kenapa berebut kursi di bilang sebuah permainan? Kalau akhirnya hanya ada satu kursi yang harus kami rebut, kenapa di awal kakak menyediakan sepuluh kursi?" Pertanyaan Surtini membuat kakak senior pramuka tercengang.
"Hehehe... Surtini ini hanya sebuah permainan untuk seru-seruan, jadi kamu nggak harus berpikir terlalu jauh. Gimana kalau kita mulai saja biar kamu mengerti." Kakak senior pramuka bingung memilih kata yang tepat untuk menghadapi pertanyaan Surtini.