Senja berdiri di depan Suite Room 143, jantungnya berpacu. Inilah tersangka utama—tempat tinggal wanita yang disebut-sebut sebagai perusak hubungan lima belas tahun.
Dengan berbekal nama Dirgantara Mulia, Senja dengan mudah bisa memperoleh akses menuju arsip data para tamu. Kelam sudah take off sekitar satu jam yang lalu, tanpa mau memberitahukan identitas si wanita kedua. Ia hanya berpesan untuk menanyakannya ke bagian resepsionis dengan mempergunakan koneksi keluarga.
Lisette Ramirez. Si resepsionis berkata Lisette tidak datang seorang diri, ada pria yang menginap bersamanya. Rambut ikal, tinggi tegap dan kulit tan. Pria tersebut berkewarga-negaraan Italia, sama seperti Lisette.
"Apakah mereka suami-istri atau sepasang kekasih?"
"Saya kurang tahu, Mrs. Waringin. Tapi, mereka menempati suite yang menyediakan dua tempat tidur."
Senja manggut-manggut, ia pun undur diri, tidak mau merecoki karyawan hotel lebih jauh. Kasihan, jika nanti wanita itu kena tegur manager karena membocorkan privasi tamu.
"Sepertinya aku harus bertandang ke suite mereka!"
Senja merasa seperti berada dalam novel detektif, berburu wanita kedua dengan dalih simpati terhadap teman baru. Lalu, apa yang akan Senja lakukan setelah bertemu dengan si wanita kedua? Melabraknya? Senja sama sekali tidak mempunyai hak untuk melakukan itu. Ah! Dia sebenarnya hanya penasaran.
"Oh, hai ..." Senja sempat tertegun sejenak melihat penampakan Lisette.
Tubuhnya memang mungil seperti dirinya. Cantik dengan penampilan yang menggemaskan. Sepertinya, Lisette merupakan sosok ceria dan mungkin juga manja. Terkadang, sifat-sifat ini yang diinginkan oleh sebagian pria.
"Ya?' Jawaban dari Lisette membuat Senja tersadar. Wanita itu tersenyum ramah dan membuka pintunya lebar.
"Namaku Senja Mulia ..."
Senja mengedarkan pandangan, mengamati ruang di belakang tubuh Lisette, berusaha mencari-cari sesuatu atau seseorang yang mungkin berada di belakang tubuh Lisette.
"Masuklah dulu, sepertinya kau membutuhkan sesuatu dari kamarku?"
"Oh, itu! He he he ..." malu Senja karena telah kepergok.
Senja masuk ketika ia dipersilahkan, melangkah pelan menuju ruang tengah sembari mengamati. "Kau tinggal di sini sendirian?"
"Kita belum berkenalan, tapi aku tahu kau yang menempati suite termewah di sini."
"Oh, iya, maaf!" Senja mengulurkan tangan kanannya dan mereka pun berjabat tangan.
"Namaku Lisette Ramirez, panggil saja Lis. Dan untuk pertanyaanmu tadi, jawabannya adalah tidak. Aku di sini bersama kekasihku."