Jakarta 1996,
Rina merenung didalam kamarnya sendirian, dengan pintu kamar yang sedikit terbuka, dijari tangannya terselip selembar kertas surat kelulusan dari SMP ( Sekolah Menengah Pertama), tempatnya bersekolah.
Matanya sedikit sembab, sambil memandangi foto almarhum ayah yang terletak diatas meja, dia teringat ketika ayahnya masih hidup, jika ayah libur bekerja, kemanapun ayahnya pergi, selalu mengajak Rina, baik itu memancing atau bahkan menonton pertandingan sepakbola yang diadakan di daerah manapun, pasti sang ayah selalu mengajaknya.
Rina memang sangat dekat sekali dengan ayahnya, Karena Ibunya sehari-hari selalu sibuk membantu Kakek diwarung.
Tiga tahun berlalu sebelum ayahnya meninggal, sang ayah berjanji jika lulus SMP dengan peringkat 3 besar, ayah akan mengajari Rina mengendarai sepeda motor, dan akan membelikan sepeda motor baru yang lebih bagus dari motor bebek yang biasa digunakan Om Surya berbelanja barang dagangan untuk diwarung.
Rina tertegun sambil menarik napas panjang, tiba-tiba terdengar suara Om Surya yang teriak memanggilnya dari luar rumah.
"Riiiin ... kamu dikamar? ayo cepet keluar, katanya mau belajar naek motor, Om ajarin di lapangan kosong dekat komplek sana," Rina bergegas setengah berlari keluar.
"Beneran Om, mau ajarin Rina? boleh ngga sama Ibu?" tanya Rina.
"Sttt ... diem-diem aja yah, mumpung ibu mu lagi belanja ke agen, biasanya kan baliknya lama kalau kesana," jawab Om Surya sambil menempelkan telunjuk kanannya dibibir.