Benarlah saja bahwa apapun yang kita mintakan dengan sungguh-sungguh dan dengan niat yang bersih akan lekas dibukakan jalannya oleh semesta. Atau itu yang dinamakan takdir atau itu hanya kebetulan saja, yang pasti tidak perlu menunggu waktu lama buat do’a saya mendapatkan sambutannya. Saya sedang membuka gerendel kunci rolling door toko saya, tatkala si gadis tamu saya menyapa saya dengan senyuman termanisnya.
“Selamat pagi,” sapanya.
“Oh. Hai, selamat pagi,” kata saya menengok ke arahnya.
“Tumben pagi-pagi amat?” imbuh saya.
“Maaf baru bisa nyamperin,” katanya.
“Gapapa, orang sibuk mah biasa,” kata saya, ”Mau nggandain dokumen lagi?”
“Enggak. Cuma mau konfirmasi,” katanya menahan tawa.
“Konfirmasi apaan?” tanya saya pura-pura bodoh.
Si gadis tamu saya menyodorkan telepon genggamnya ke arah saya.
“Kamu benar WA aku seperti ini?”
“Iya, benar,” kata saya tak mau bohong lagi. Kini dia diam dan manggut-manggut.
“Kamu pasti kesepian, ya?” tanyanya tanpa ragu.
“Sepertinya begitu,” jawab saya, “Mari masuk!”
“Tetapi tiba-tiba aja sih,” katanya sambil melangkah masuk toko mengikut saya dan duduk di kursi di dalam toko.
“Nggak tiba-tiba sih. Pakek mikirnya lama juga,” kata saya menimpali.
“Berapa lama?”
“Sepagi tadi,” jawab saya.
“Keterlaluan kamu,” katanya tertawa.
“Tidak. Sepagi itu lama. Sejam juga lama. Sedetik juga lama.”
“Itu karena kamu kesepian.”
“Memang.”
“Tapi, lamaran macam apa ini?”
“Ya, macam ini.”
“Apa kamu serius?”
“Tentu saja.”
“Kamu belum kenal siapa aku.”
“Baik. Mari kita kenalan. Saya Suwung. Kamu?”