2 hari yang lalu.
Kota Kembang.
Jam menunjukkan pukul 16.03, waktunya Juan untuk pulang ke rumah setelah sehari menyelesaikan tugas kantor yang menyesakkan. Akhirnya besok weekend, pikirnya sambil meregangkan badan. Di samping mejanya, Rani teman sekantornya sudah mengepak barang – barangnya ke dalam tas dan segera pergi keluar.
“Saya pamit duluan Mas Juan.” ucap Rani sambil berdiri kemudian sedikit membukuk.
“Iya Mbak Rani.” jawab Juan singkat sambil tersenyum.
Rani segera pergi dan disambut teman di devisi sebelah yang baru saja keluar. Sepertinya mereka kelihatan senang, pikir Juan yang melihat Rani tertawa bersama teman devisi lain hingga berbelok tak terlihat. Tanpa pikir lama Juan segera membereskan barang – barangnya, dia melihat jam tangan pukul 16.25. Dia segera bergegas karena ada janji nanti habis Isya’ bersama temannya, dan perjalanan sampai di apartemennya membutuhkan waktu 45 menit dengan kemacetan sore hari di Kota Kembang.
Lift berdentang di basement kantor, tempat parkir kendaraan. Juan segera menuju ke mobilnya tanpa pikir panjang, kemudian dia melihat dua orang laki – laki berjas hitam dengan masker yang menutupi wajahnya berdiri di depan mobilnya. Dia segera berjalan menuju mobilnya.
“Permisi Pak, ada perlu apa ya di depan mobil saya?” Tanya Juan langsung kepada kedua orang tersebut.
“Oh maaf, Saya menunggu teman Saya sedang mengambil mobil. Mohon maaf menghalangi Bapak” jawab salah satu dari mereka dan segera menyingkir ke sebelah kiri.
“Tidak apa Pak, kalau begitu permisi.” Juan kemudian segera melangkah ke mobilnya, tapi baru saja dua langkah berjalan, tiba –tiba suara mobil mulai mendekati arahnya dari belakang dan berhenti di depan mobilnya. Juan pikir itu mobil dua orang berjas hitam dan dia ingin menengok untuk memastikannya, tapi terlambat kesadaran Juan mulai menipis, yang dia lihat terakhir kali salah satu laki-laki bermasker itu membekap hidungnya dan kemudian terlelap dalam tidurnya.
“Benar Juan yang kita cari?” Tanya suara misterius yang berada di dalam mobil.
“Benar Pak, sesuai dengan identitas yang diberikan.” jawab salah satu dari dua orang berjas hitam setelah memastikan kartu identitas yang dia dapat dari dompet Juan di kantong kemejanya.
“Baik, ayo berangkat.”
Van hitam yang mengangkut Juan melaju dengan cepat meninggalkan mobilnya tak bertuan.
------
Kota Loloh.
Di tempat yang berbeda pukul 16.00, Santika baru saja selesai mata kuliah terakhirnya di hari ini. Dia bergegas menuju parkiran fakultasnya di samping fakultasnya. Di musim hujan ini dia lebih sering parkir di tempat itu karena ada di bawah gedung dosen. Tidak seperti biasanya, suasana kampus di Jum’at sore paling sepi karena jarang ada perkuliahan, selain itu banyak temannya yang mudik, nongkrong sama temen lainnya, kerja part time, kegiatan UKM, atau memilih menikmati waktu tidur nyenyak di kosan.
Rencana Santika hari ini ingin pulang ke Jogja, tempat asalnya nanti setelah isya’. Dia sudah janji dengan orang tuanya untuk pulang hari ini, karena besok ada syukuran sepupunya mau menikah. Dia berjalan bersama Reni dan Finsa yang motornya sama – sama di parkiran samping fakultas, mereka selalu memakirkan motor di sana setiap musim penghujan, meskipun sedikit jauh dari parkir depan kampus.