Blurb
"Dia tidak dipindahkan dari klinik terapi insomnia manapun, bukan atas rujukan dokter siapa pun, melainkan karena permintaan sendiri. Dia berada di sini karena dia menginginkannya."
Kening Gibran mengerut. Tatapannya beralih pada Viktor.
"Now I"ve got your attention ," Viktor tersenyum sinis. Dia membanting sebuah berkas ke atas meja kerja Gibran, "Dia hanya ingin menjadi objekmu, bukan yang lain. Katanya, kau bagian dari masa lalunya."
Gibran mendelik. Dia menginginkanku? Aku bagian dari masa lalunya? Sekejap rasa tidak nyaman menjalari seluruh tubuh Gibran. Isi kepalanya seperti mau pecah, bekerja ekstra cepat menguliti memori masa lalu dalam otak. Sial! Perlahan sorot matanya turun ke arah berkas. Ada sebuah foto yang tersemat di sana. Gibran menatapnya lekat-lekat, lalu mendadak napasnya tertahan. Tidak mungkin! Dia?