Sweet Dream, Emily

Dania Oryzana
Chapter #11

Manipulasi Data Sang Objek

Bulan September tahun 2023; Laboratorium FFI, Pusat Penelitian Penyakit Otak, Göttingen, Jerman

Gibran sampai di kantornya pukul 04.47 pm. Hari itu dia mendapat giliran malam karena akan mengambil data PSG Emily seraya begadang. Pemanas yang mati dalam kantor tak berpenghuni membuat Gibran tak betah berlama-lama. Usai memakai jas lab, dia berjalan cepat menuju laboratorium karena waktu kepulangan Viktor dan Ludwig kian dekat.

Layaknya dokter muda yang bertukar shift saat magang di rumah sakit, semua peneliti di tempat itu diwajibkan saling bertukar informasi kala pergantian tugas. Laporan singkat mengenai objek dan eksperimennya harus selesai sebelum jam pulang, dilaporkan pada Hans untuk otorisasi lalu diserahkan pada peneliti yang bertugas selanjutnya. Meski setiap peneliti bertanggung-jawab akan objek masing-masing, tapi informasi umum mengenai eksperimen mereka harus diketahui bersama.

Suhu dalam ruangan lab adalah 10 derajat Celcius, 2 kali lebih hangat ketimbang udara di luar. Saat Gibran memasukinya, reseptor kulit pria itu langsung bekerja, memberi sedikit rasa nyaman akan kehangatan. Dia lantas berjalan mendekati dua orang yang tengah memunggunginya yang tidak lain adalah Viktor dan Ludwig.

Ludwig Becker merupakan peneliti paling muda di tempat itu, berwajah tirus serta berkacamata. Dia menjadi teman kerja Viktor dari pagi. Letih begitu nampak di wajahnya akibat kurang tidur. Sejak kemarin sore Ludwig telah bertugas, sambung-menyambung tanpa henti hingga detik itu. Perubahan jadwal eksperimen telah menggeser prioritas objek Ludwig sehingga dia terpaksa lembur dan semua itu akibat kedatangan Emily. Bagaimanapun juga, tak ada yang bisa disalahkan, baik Emily, Gibran, objek 821 milik Ludwig bahkan Hans Fsicher.

“Apa Antoni sudah datang?” Gibran berdiri di belakang Viktor yang sedang menulis.

“Belum,” sahut Viktor cuek.

“Aku harap dia tidak akan terlambat.”

“Tidak perlu cemas,” Viktor menuntaskan laporan singkatnya lalu meletakkan pena, “karena dia tidak akan datang.”

Gibran mengernyit, “Apa maksudmu?”

Kedua tangan Viktor melambai ke atas diikuti gerak tubuh yang meregang. Dia menggeliat sedemikian rupa untuk mengatasi pegal akibat duduk terlalu lama. Gibran menunggunya bicara dengan perasaan was-was.

“Aku menggantikan Antoni malam ini. Dia akan datang besok pagi. Kami bertukar shift.”

Gibran merengut. Apa-apaan ini? Rasa curiga mendadak menguasainya, mencuatkan prasangka buruk akan niat Viktor yang masih penasaran dengan Emily dan masa lalunya.

“Kau setia kawan sekali, Viktor!” Gibran menyindir.

Viktor tersenyum sinis, “Ohya, tentu saja!”

Mata Gibran berpindah pada Ludwig yang matanya sudah sayu, “Ludwig, mana laporan singkat eksperimen hari ini?”

“Ini,” Viktor tiba-tiba mengangkat lembaran laporan ke muka Gibran.

“Kau yang membuatnya? Bukannya kau lanjut tugas malam? Harusnya Ludwig yang menulis,”

“Oh ayolah Gibran!” Viktor berdiri dan berbalik menghadap Gibran, “Kau tidak lihat matanya yang sayu itu? Ketahanan tubuh Ludwig belum seperti kita yang sudah senior di lab ini. Dia mengantuk berat! Daripada laporan ini salah dan Hans mengomel membabi buta, lebih baik aku yang kerjakan. Aku sedang baik hati,” Viktor tersenyum mengejek sembari melirik Ludwig, “Lagi pula, aku yakin dia akan tertidur di bus saat pulang nanti.”

Ludwig menatap Viktor sejenak lalu kembali menopang wajahnya dengan sebelah tangan. Dia sudah malas berkomentar lantaran lelah, membiarkan Viktor bergembira atas kejahilannya.

Gibran meraih lembaran laporan di tangan Viktor, “Terserahlah!” selorohnya.

Jacob juga mendapat jatah lembur malam itu. Dua jam sebelum eksperimen dimulai, dia sudah datang di lab, saat Gibran dan Viktor tengah menyantap makan malam di pantry. Setelah mempersiapkan semua peralatan dan bahan pendukung, Jacob duduk manis di bilik lab, membiarkan kamar tidur objek terbuka dengan cahaya temaram yang biasanya diatur untuk memancing kantuk.

Pukul 09.10 pm. Dering telepon di sudut meja kerja mengejutkan orang-orang di dalam lab. Viktor yang berdiri paling dekat dengan meja tersebut langsung mengangkat telepon itu.

Hello?

Herr Borowski? Ich bin Heinrich[1].

Dahi Viktor sedikit mengerut. Heinrich adalah perawat jaga malam yang tadi mereka hubungi untuk menyiapkan Emily sebelum eksperimen.

Ja[2]? Ada apa, Heinrich?”

“Nona Paddock tidak mau ke lab. Dia menolak untuk melakukan eksperimen.”

Viktor mendengus. Perempuan itu berulah lagi!

“Kenapa dia tidak mau kemari?”

“Dia tidak mau bilang. Saya sudah membujuknya berkali-kali, tapi tidak berhasil.”

Gibran menoleh pada Viktor dan langsung menangkap kegamangan pada mata sahabatnya. Dia berjalan mendekat.

“Ada apa?”

Viktor menyodorkan gagang telepon pada Gibran, “Emily tidak mau ke sini. Heinrich tidak bisa membujuknya. Coba kau saja yang bicara.”

Ragu-ragu, Gibran meraih gagang telepon itu lantas menempelkannya pada telinga.

Hello? Heinrich? Ini Gibran.”

Ah, Herr Gibran! Saya butuh bantuan anda!”

“Saya?”

Ja! Perawat yang jaga siang berkata kalau Nona Paddock beberapa kali menanyakan anda. Mungkin anda bisa membujuknya untuk mau ke lab. Malam ini dia juga makan sedikit sekali. Bisakah anda kemari sekarang?”

Ja, natürlich[3].

Telepon ditutup. Viktor menatap Gibran dengan sorot mata tajam. Garis wajahnya penuh keseriusan. Dia sedang tak ingin bercanda.

“Ada apa lagi dengan Emily-mu?”

“Jaga ucapanmu, Viktor! Di sini ada Jacob!”

Gibran menjawab tegas dengan nada suara setengah berbisik.

Lihat selengkapnya