Sweet Dream, Emily

Dania Oryzana
Chapter #25

Selamat Tidur, Emily

Awal Januari tahun 2024; Kamar Emily, Pusat Penelitian Penyakit Otak, Göttingen, Jerman

Sehari setelah malam dansa yang indah itu, kondisi Emily kian lemah hingga akhirnya tak bisa melakukan apa pun juga selain berbaring. Dokter di Pusat Penelitian sudah merujuknya ke rumah sakit, tapi Emily menolak. Gibran sendiri tak kuasa membujuk karena dia tahu Emily ingin mati di tempat itu. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk merawat Emily usai jam kerja, mengisi hari-hari wanita itu dengan bahagia.

Seminggu sesudahnya, Emily menutup mata untuk selama-lamanya. Dia pergi, usai bertarung dengan insomnia selama lebih dari delapan bulan. Duduk di sisi jasad wanita itu, Gibran tertunduk. Sejumput rasa sesal masih menggantung di benaknya, atas sebuah ucapan yang tak pernah terucapkan.

Emily, aku selalu mencintaimu…                    

Dengan sisa ketegaran yang ada, Gibran akhirnya mengangkat kepala, mengusap lembut kepala Emily dan menunaikan janji terakhirnya.

“Selamat tidur, Emily,” ucap Gibran dengan suara tercekat, “Sweet dream.

***

Pemakaman Emily dilangsungkan saat salju turun. Gibran dan Viktor berdiri bersisian, memakai pakaian serba hitam yang dilapisi oleh jaket tebal. Tangan Viktor memegang sebuah payung besar yang melindungi dirinya dan Gibran dari hujan salju. Suasana muram menyelimuti sekeliling area pemakaman, begitu pula hati orang-orang yang mengiringi kepergian Emily.

Lihat selengkapnya