Malam hari yang sangat sunyi, Robin mengistirahatkan dirinya di teras sambil mendengarkan musik dengan aerphonenya. Saat mendengarkan musik tiba tiba ia mendengar suara orang menangis, karena penasaran ia pun mencari sumber suara tersebut, lalu ia mengintipnya di balik pakaian yang dijemur.
Hiks...hiks...hiks...hiks...hiks...saat ia menangis tiba tiba ia mendengarkan hentakan kaki.
"Apa itu tadi ?" Ujar Jina dengan begitu kagetnya.
"Ya ampun, itu pencuri" Ujar Jina sambil memukulnya dengan sapu ijuk.
Jina berteriak sangat kecang, hingga mamanya pun datang ke teras sambil membawa sapu di tanganya.
"Apa pencuri ? Dimana berandal itu ?Biarakan aku melihat wajah si brandal itu !" Ujar mamanya hingga tak henti henti memukuli pria itu.
Lalu pria itu bilang bahwa ia tinggal di apartemen no 401, mamanya pun terkejut ternyata pria itu adalah orang yang baru saja pindahan. Jina juga terkejut akan yang dibicarakan mamanya tadi, karena merasa malu mamanya memukuli Jina dengan sapu ijuk. Jina meminta maaf kepada pria itu karena ia tidak sengaja melakukan hal tadi. Pria itu kembali ke apartemennya.
"Ada apa ? Apa yang terjadi denganmu ?"Ujar Jey dengan sangat bingung.
"Tidak apa." Ujar Robin dengan menahan rasa sakitnya.
"Apakah kamu yakin semuanya akan baik baik saja ?" Ujar Jey dengan sangat cemas.
"Mengapa ? Kamu pikir aku akan menyebabkan masalah." Ujar Robin dengan sangat marah.
"Bukan itu yang aku maksud,tadi mama menelpon, dia ingin km menelponya kembali." Ujar Jey.
"Dia ingin bicara denganmu,itu cukup." Ujar Robin dengan kesal.
Robin pergi ke kamar meninggalkan Jey sendirian di ruang tamu. Jey sangat bingung dengan tingkah laku Robin hari ini, karena perilakunya sangat aneh. Setelah mandi Robin kembali ke kamar dan ia masih memikirkan kejadian tadi hingga membuat dia penasaran dengan Jina.
"Revenge note ? Apakah seseorang menipu saya ? Aku ingin tahu tentang aplikasi ini." Ujar Jina yang berulang ulang mencoba mendownload aplikasi itu yang ternyata tidak bisa.
Karena ia sangat lelah, ia memilih untuk tidur. Keesokan harinya, Jina berangkat kesekolah saat ditengah perjalanan Jina menemukan uang, saat ia ambil ternyata Kupon Berhadiah, karena ia sangat kesal tertipu ia pun membuang kupon itu ke tempat sampah. Jey pun tersenyum melihat Jina dengan tingkah lakunya yang sangat menggemaskan dari balik pohon. Jina bergegas menaiki bus. Saat bus mengerem mendadak,tiba tiba Jey datang dari belakang dan memegang tangan Jina yang hampir terjatuh.
"Kamu bukanya pria yang tinggal di apartemen 401." Ujar Jina sambil menatapnya.
"Aku Achazia Jeyi, bisa dipanggil Jey , aku seorang siswa dari Hanjoung High School hari ini, bisakah km menghantarku berkeliling ?"Ujar Jey dengan senang bertemu Jina.
"Okay." Ujar Jina dengan sangat gugup bertemu Jey.
Selain Jey, Robin juga bersemangat pergi ke sekolah barunya dengan menggunakan sepedanya. Sesampainya di sekolah
"Apakah pria yang tadi malam baik baik disekolah ?" Ujar Jina sambil berjalan pelan pelan memasuki halaman sekolah.
" Robin ? Ya dia baik baik saja." Ujar Jey.
"Jadi dia bernama Robin,apa hubungan diantara kamu ?" Ujar Jina penasaran.
"Dia adalah adiku." Ujar Jey.
" Oh, dia saudaramu, kalian terlihat sangat berbeda, hmm berapa umurnya ?" Ujar Jina.
" Dia juga siswa baru." Ujar Jey.
" Apakah kalian kembar ?" Ujar Jina.
"Tidak, kami tidak kembar, aku lahir pada bulan Januari, sedangkan dia lahir bulan Desember, dia tidak pernah mengakui bahwa ia lebih muda." Ujar Jey dengan panjang lebar.
"Ya tampaknya ia memiliki tipe yang berbeda." Ujar Jina sambil tersenyum.
" Jika kamu belok kiri dari sana itu adalah ruang guru." Ujar Jina.