Sweet vs Savoury

Yuanita Fransiska
Chapter #27

Special Part (Yudha)

Aku menyisir rambut dengan jari sambil menatap ponsel yang sejak tadi membunyikan nada sambung. Nama Dhira tertera, tetapi aku tak kunjung mendengar suaranya. Entah sudah berapa belas kali aku mencoba menghubungi, tetapi dia tidak juga menjawab panggilanku. Sebenarnya, apa yang sedang dilakukannya?

Terakhir kami berbicara sudah dua hari yang lalu. Tiba-tiba sambungan terputus dan dia tidak membalas lagi pesanku. Bertanya pada Chandra, sama dengan mengirim pesan pada Papa. Cuma dibalas ‘ya’ atau ‘tidak’ saja. Argh! Sial! Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sana? Apa Chandra mengurus Dhira dengan benar? Atau sebaliknya?

Tunggu dulu. Kenapa aku yang pusing begini? Maksudku, biarlah mereka di sana. Mereka sudah dewasa, pasti tahu cara mengurus diri. Lagi pula, mereka sudah menikah, bukan? 

Iya, mereka sudah menikah. Kenapa aku yang harus khawatir?

Entahlah. Aku selalu merasa Chandra seperti anak kecil yang menutup diri dengan tembok es yang tinggi. Selama ini, semua keperluannya diurus Tante Rahayu. Bahkan sampai makan dan minum, harus diantarkan ibunya ke tempat persembunyiannya. Sering kali dia disuapi, padahal sudah sebesar ini. Sekarang, dia harus mengurus dirinya sendiri, dan juga seorang istri. Apa dia bisa?

Di sisi lain, istrinya seorang gadis mungil yang baru lulus kuliah. Aku tahu, katanya dia jago membuat kue, pasti dia juga pandai memasak. Dia bisa membuatkan Chandra makanan apa saja. Namun, pernikahan bukan cuma perkara memasak makanan, bukan? 

Masih terbayang jelas di depanku, wajah manisnya yang berurai air mata saat dimaki-maki Chandra. Begitu juga mata lentiknya yang tertidur saat kelelahan, sampai suaranya yang lembut berubah serak saat Papa memutuskan kami harus pulang. Pipinya yang kemerahan dan raut mukanya yang berubah murung tak akan bisa lepas dari ingatan. Kalau saja boleh, aku ingin membawanya. Sepertinya dia akan lebih aman ikut bersama kami di sini, daripada bersama Chandra yang bahkan tidak pernah berbicara padanya.

Sebuah kesadaran seketika menamparku, membuatku membuang napas kasar sambil menjambak rambut dengan keras. Astaga! Apa yang kupikirkan? Dia istri Chandra! Kenapa aku yang harus memikirkannya? Gila! Aku pasti sudah gila!

Kalau saja aku yang lebih dulu bertemu dengannya. Kalau saja aku tidak berhubungan dengan Sinta dan dicampakkan begitu saja. Kalau saja yang dijodohkan dengannya adalah aku, bukan Chandra. Pasti aku akan melindungi gadis rapuh itu tanpa perlu diminta. 

Aku yakin, dia amat jauh berbeda dari Sinta, yang suka menghancurkan hati seorang pria.

Dering ponsel yang sengaja kupasang dengan volume terkeras menyentakku. Tampak nama Dhira tertera. Dengan kecepatan kilat, tanganku langsung menggeser tombol hijau ke atas dan berteriak tanpa sadar.

“Dhira!”

“Halo, apa ini dengan keluarga Nona Andhira Dayana Putri?” 

Terdengar suara wanita di seberang sana. Pertanyaannya membuatku menelan ludah. Iya, aku keluarga Dhira, wajar kalau aku khawatir padanya. Namun, hanya sebatas itu. Keluarga.

“Ya?”

Apa Bapak keluarga Nona Andhira?” Wanita itu bertanya lagi. Kali ini menekankan di kata keluarga. Aku makin waspada.

Lihat selengkapnya