Twelve Restaurant tampak ramai seperti biasanya. Di Room One, tempat para peserta kursus memasak tampak serius mendengar arahan dari Chef Aldo, termasuk Nix. Gadis itu tampak serius membuat kreasi dessert mancanegara, Banoffee Pie asal Inggris yang terbuat dari pie, pisang, krim, gula-gula dan cokelat. Chef Aldo meminta peserta membuat kreasi pie. Usai melihat hasil kreasinya, Nix membawakannya ke depan Chef Aldo.
“Dari penampilannya, keren banget Nix,” ucap Aldo. Dia lalu mengambil sendok kecil dan mencicipi pie tersebut. Matanya berbinar, bibirnya tersenyum.
“Wah, rasanya lembut, dan unik. Kamu berbakat Nix,” puji Aldo. Nix tersenyum senang.
“Makasih Chef. Kalau Anda suka, silakan dibawa pulang,” ujar Nix tersipu.
“Eits, ini buat saya, Chef,” ujar seseorang yang langsung mengangkat Banoffe Pie dari hadapan Aldo dan Nix.
“Kak Elvan?”
Elvan tersenyum.
“Ga boleh ya?” godanya.
“Ehm iya kak, bawa pulang aja pie-nya,” jawab Nix. Siapa ga senang kalau Elvan alias Kim Bum itu ingin menyantap dessert buatannya. Asal ga dibagi ke T-Rex yang pekan lalu bikin moodnya hancur.
“Makasih ya, Nix.”
“Aku juga buat Syrniki.”
“Apa itu?”
Nix tak menjawab lalu kembali ke mejanya. Di tangannya sudah ada dua piring pancake.
“Ini Syrniki, pancake ala Rusia. Ini buat Kak Elvan, yang satunya tuk Chef Aldo,” ujar Nix lalu menyerahkan dessert buatannya kepada masing-masing pria di depannya.
“Thanks, Nix,” ujar Aldo dan Elvan. Nix mengangguk senang melihat kedua pria itu lahap menyantap dessert racikan tangannya. Mata Elvan berbinar.
“Mama Mustika pasti senang punya peserta berbakat kayak kamu,” puji Elvan memamerkan lesung pipinya. Nix makin tersipu.
“Aku punya satu permintaan, Nix.”
“Apa, Kak?”
“Buatkan aku lagi.”
“Kakak masih mau?”
Elvan mengangguk. Dalam hati dia ingin dessert itu sampai ke lidah mamanya. Tapi dia tak ingin Nix tahu. Bisa jadi, ini jadi menu baru di kafe baru mereka nanti. Dengan cepat, Nix menghilang dari hadapan Elvan dan Aldo.
Aldo yang berusia 35 tahun itu tersipu melihat Nix.
“Dia lucu dan berbakat,” ujar Aldo.
“Ya, kukira begitu. Ok, Chef, nanti minta Nix ke pavilion belakang ya?” Elvan lalu berjalan meninggalkan Aldo menuju pavilion di belakang resto mereka. Aldo mengangguk sembari tersenyum.
***