Sweet

Affa Rain
Chapter #8

Lomba

Saat melihat pemandangan tak biasa di depannya, Rex begitu penasaran. Mengapa Razka tiba-tiba membonceng seseorang? Parahnya lagi, dia itu adalah Nix? Selama ini, dia tak pernah melihat kakak kelasnya itu dekat dengan seorang perempuan apalagi duduk di jok motornya.

Sambil berjalan, Rex terus berpikir sejumlah kemungkinan di kepalanya sembari menyusuri lorong kelas. Saat sibuk berpikir, sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya.

“Jangan lupa pesan Mama, ajak Nixon yang manis itu ya.”

Bagaimana caranya agar Nix mau diajak? Bukankah itu sama saja menurunkan gengsinya? Saking bingungnya, Rex masih berdiri di depan kelas Nix.

“Sial, ngapain dia melihat keluar jendela segala sih? Dikiranya gue naksir lagi…Amit-amit deh…”

Rex segera berjalan setelah kehadirannya membuat Nix menoleh keluar jendela. Parahnya, dia sampai terbengong gara-gara pesan dari Elvan. Alhasil, Rex segera mempercepat langkah menuju kelasnya.

“Sejak tadi, muka lo kayak abis dikucek di papan cuci penggilasan. Kenapa sih?” usik Reo saat mereka nongkrong di pojok kantin dekat halaman belakang sekolah. Pertanyaan itu tak digubris. Reo tak sabar.

“Lo kenapa sih, Rex?” tanyanya sembari menepuk bahu Rex.

“Mama minta gue ajak si Nixon bunga bangkai itu ke kafe Twelve sore ini.”

Kedua pasang mata sahabatnya membulat.

“What!?? Ga salah?!”

“Kalau salah mana bisa muka gue yang cakep ini jadi kusut? Hah?”

Reo dan Rony tertawa.

“Jangan bilang lo mau dijodohin sama cewek tomboy itu?” bisik Rony yang membuat Rex makin terlihat stres.

“Lo jangan duga macam-macam, Ron. Deketan aja gue ga sudi!” teriak Rex makin kesal. Padahal dia tahu pasti, sang Mama menyukai Nix jika menjalin hubungan dengannya. Moga dua cunguk ini ga tau.

“Terus, sekarang lo mau apa?” tanya Rony dengan senyum simpulnya yang membuat wajah tirusnya terlihat menawan.

“Apa perlu gua ngebujuk Nixon?” tawar Reo.

“Kalian bisa diam ga?! Gua lagi mikir nih gimana caranya Nix ke sana tanpa bareng gue.”

Ketiga cowok itu diam sejenak. Mencari ide demi solusi bersama.

Rex menyikut Reo di sampingnya yang masih serius berpikir. Cowok itu cuma nyengir, pertanda tak ada solusi apapun.

“Ron? Biasanya lo banyak ide. Jangan bilang kalian ga bisa bantu gue.”

Rony tersenyum dingin. Ini tanda dia sudah menemukan cara mengajak Nix.

“Lo kasi tantangan ke Nixon,” kata Rony lalu merangkul Rex dan Rony untuk lebih mendekat ke arahnya.

“Apaan sih?” tanya Rex penasaran.

“Lo ajak aja dia balapan?”

“Hah balapan? Memang gue si Razka?” Protes Rex.

Lihat selengkapnya