Sirkuit Mandala yang tepat berada di area Graha Mandala terlihat ramai. Rex melihat suasana keramaian itu dari kejauhan. Tak ingin bertemu Reo maupun Rony, yang pasti akan meledeknya habis-habis jika tahu dia akhirnya datang ke lokasi balapan.
Raungan motor dari rider yang mengadu kecepatan terdengar memekakkan telinga. Rex baru menyadari, malam ini adalah kualifikasi pembalap muda sebelum ke ajang Regional Championship setelah membaca papan reklame yang berada tak jauh di dekatnya. Pantas saja, Razka mengajak Nix.
Pemuda itu penasaran dengan keberadaan Nix dan melangkahkan kakinya ke dekat arena balap. Dia tak melihat siapapun. Dengan kesal, Rex hanya menyaksikan lomba itu hingga selesai dari tribun penonton.
Balapan itu menempatkan Razka di posisi terdepan. Rex berdiri mengikuti arah Razka melangkah. Pemuda itu disambut seorang gadis berjaket hitam dengan rambut pendek yang dikuncir satu. Tak salah lagi, itu Nix.
“Wah, Nix memang cewek yang luar biasa!” suara Reo yang tiba-tiba hadir di sisi Rex. Rex terkejut.
“Kalian?!” Rex menatap Reo dan Rony yang muncul di hadapannya.
“Hahahaha…” tawa Rony pecah.
“Apanya yang lucu?” Rex menyilangkan kedua lengan di dadanya.
“Biasanya lo ke tempat ramai bawa cewek cantik. Sekarang?” sindir Rony.
Rex memasang wajah masam. Matanya menangkap sosok Nix yang naik di motor balap yang ditunggangi Razka.
Mau apa mereka? Kalau jatuh gimana? Razka gila!
“Rex, liatin apaan?” tegur Reo. Pandangan Rony menatap sebuah motor yang berderum keras. Di atasnya ada Nix dan Razka. Motor itu melaju di atas sirkuit dengan kecepatan tinggi.
Reo mengikuti arah pandangan Rex.
“Wah, si Razka keren!”seru Reo dengan niat hati memanasi sohibnya.
Rony sibuk mengamati medsos di ponselnya. Dia menyodorkan sebuah foto di Instagram yang baru beberapa menit lalu diupload oleh akun milik Razka.
“Balapan yang lebih spesial bersama dia”
Kalimat yang menjelaskan sebuah foto Razka bersama seorang gadis yang tak memperlihatkan jelas wajahnya. Namun foto itu memperlihatkan, sang gadis memberi semangat sebelum balapan dimulai. Sekali lihat, Rex tahu dari baju yang dikenakan gadis di foto Razka. Dia adalah Nix.
Rex tersenyum.
“Lo ga kesel?” tanya Rony.
“Untuk apa? Gue datang hanya mau lihat balapan,” ujar Rex cuek.
Dia bergegas meninggalkan kedua sahabatnya tanpa bicara apapun.
“Gadis murahan!”gumamnya kesal. Rex lalu menyalakan motor merahnya membelah jalan raya ibukota.
***
"Lo beneran mau ngerjain dia?”
Rex mengangguk, menjawab pertanyaan Reo. Sementara Rony hanya diam menatap kedua sahabatnya.
“Ya…tapi kenapa?” tanya Reo masih penasaran.
Rex mendesis kesal.
“Elo masih tanya alesannya?! Ga pake alasan, Reo!! Elo udah tahu apa kelemahan dia kan!? Elo cukup ikuti apa kata gue!!”
Reo yang melihat kemarahan Rex mengangguk. Untungnya, suasana di gedung lama bagian belakang sekolah cukup senyap.
“Kelemahannya adalah pertunjukkan pamungkas setelah babak pertama selesai,” ucap Rex dingin. Rony yang sejak tadi duduk diam berdiri.
“Ini rencana lo. Apa udah dipikirin risikonya?”tanya Rony.