Sweet

Affa Rain
Chapter #23

Gara-gara Gaun

 

Udara terasa sejuk dan segar. Matahari baru saja bersinar saat Nix sudah berdiri di tempat ia berjanji akan menemui Rex untuk melihat lokasi keren pagi itu. Beberapa menit berlalu, cowok itu tak nampak batang hidungnya. Marina dan Yuni masih terlelap di balik selimut. Jadi gadis itu memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar vila.

Baru beberapa langkah, sebuah suara yang dikenalnya, menyapa dengan lembut.

“Selamat pagi, Nix.” Sapa Elvan begitu manis.

Duh, Kak. Kenapa sih masih pagi-pagi sudah cakep aja?

“Met pagi juga, Kak,” jawab Nix santun.

“Kita sarapan di luar yuk. Nanti abis itu kita jalan bareng ya?”

"Tapi…ehm…”Nix masih berharap cowok purba itu muncul. Namun, Nix akhirnya mengiyakan.

“Kamu udah mandi kan?” tanya Elvan tersenyum. Nix jadi heran sendiri atas pertanyaan itu.

“Udah. Kenapa emangnya?”

“Nanti sore ada acara pesta syukuran teman bisnisnya mama di hotel. Aku mau ajak kamu dan teman-temanmu. Bolehkan?” ujar Elvan yang kini berjalan bersisian dengan Nix.

“Tapi… aku ga punya pakaian pesta kak? Lagipula aku merasa tidak pantas ke pesta itu?”

Elvan tersenyum.

“Kamu pede dong, Nix. Soal gaun dan lain-lainnya, aku yang urus.”

“Rex gimana?” Nix merasa heran sendiri menyebut nama cowok yang membuatnya kesal.

“Dia juga pergi bersama 3R. Jadi sekarang, ambil tas kamu. Kita jalan-jalan pilihin baju buat kamu.”

“Tapi, Kak?” Nix masih ragu atas ajakan Elvan.

“Aku tunggu di taman ini.”

Nix hanya bisa mengangguk dan berlalu menuju vila untuk mengambil tas.

Bisa dikatakan, hari itu adalah hari jalan-jalan Nix dan Elvan. Pemuda itu membawa Nix keliling tempat hidden gem di Bogor. Nix tak tahu seperti apa keresahan Rex yang melihat status Instagram Elvan bersama Nix di Edensor Café yang mengusung konsep European Style dengan nuansa pemandangan pedesaan yang eksotik. Reo dan Rony berdiri ke dua sisi Rex tersenyum penuh arti.

“Kafenya romantic ya, Re?” pancing Rony.

“Biasa aja. Tapi mengingat Elvan kini bersama Nix, mungkin Elvan benar-benar mulai beralih perhatian pada Nix. Mulai pagi sampai siang mereka jalan bareng,” celoteh Reo.

“Sepertinya, Elvan sudah punya rencana butik yang cocok untuk Nix. Ntar malam ada pesta. Lo jadi ikut kan, Rex?” Tanya Reo dengan penekanan sembari melirik Rony.

Rex berdiri. Ucapan kedua sohibnya memancing bara di hatinya. Dia tak terima Nix ingkar janji untuk jalan bareng dengannya pagi ini. Beberapa kali dia menghubungi Nix namun tak satupun telponnya diangkat. Baru kali ini, Rex merasa tak diinginkan oleh seorang cewek. Padahal, selama ini, dia selalu berbangga hati karena ketampanannya. Bahkan dia akan mudah menundukkan cewek manapun di sekolah. Tapi dengan Nix? Sial!

Tak sabar, Rex menghubungi Elvan. Setelah tiga kali menelpon sang kakak, Elvan akhirnya menjawab.

“Ada apa, Rex?”

“Oh ga apa-apa. Gue cuma mau nanya, lo jadi ke acara pesta nanti malam?”

“Jadi dong. Ini gue lagi di butik sama Nix,”jawab Elvan dengan senyum merekah.

Rex terdiam sesaat, terlebih mendengar suara Nix di seberang telepon.

Gaun ini gimana, Kak?”

Lihat selengkapnya